(Suara ledakan)
#Divisi 4 [Pos terdekat dalam radius perkiraan jarak 10 km yang tidak terkena ledakan secara langsung].
Maulana memiliki saudara kembar identik yang bernama Rifqi. Tepat 3 hari sebelumnya, Maulana berhasil melacak keberadaan Rifqi dengan menggunakan akses sumber daya Hope setelah mengalami kesulitan hampir enam bulan lebih karena tentunya semua survivor yang masih tersisa tidak akan hanya berdiam diri begitu saja di tempat terbuka dan cenderung sering berpindah-pindah untuk menemukan tempat yang aman dari ancaman serangan para zombie.
"Oi, Maulana? apa yang terjadi?" Rifqi terlihat gelisah sembari memegang sebuah HT yang telah diatur menggunakan frekuensi khusus ketika melihat apa yang baru saja ia saksikan ketika ia berniat untuk beristirahat di salah satu pos milik Hope setelah melalui perjalanan yang cukup panjang menuju kota Surabaya. Untuk melewati pusat kota pada tengah malam merupakan hal yang berbahaya karena terdapat berbagai zombie yang telah bermutasi menjadi sangat sensitif, brutal sekaligus agresif dalam bertindak.
Sebuah ledakan dalam skala massif baru saja terjadi di arah barat tepat dimana sebelumnya salah satu anak buah Hope menunjukkan dimana markas utama Hope berada yang akan mereka kunjungi beberapa jam lagi setelah matahari telah terbit.
"Sial, aku harus melakukan sesuatu!" mencoba melihat ke arah sekelilingnya untuk mencari beberapa perlengkapan yang baru saja ia letakkan, Rifqi memasang kembali sebuah sabuk khusus yang memiliki berbagai kantong multifungsi yang terdiri dari pisau, pistol, dan beberapa cadangan amunisi serta sebuah senter karena sepertinya ia berniat untuk keluar kembali menembus malam yang sangat gelap.
***
Suanasa di dalam pos yang awalnya tidak terlalu ramai karena semua orang sudah cukup kelelahan perlahan mulai kembali meningkatkan insensitas aktivitas mereka karena sedang dalam keadaan yang tidak terduga sekaligus menjadi waspada dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Aku baru saja mendapatkan laporan beberapa pos lain sedang diserang oleh sekelompok pasukan tim taktis bersenjata lengkap tidak dikenal!" ungkap salah seorang penjaga pos di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat. Semua penjaga kecuali mereka yang secara khusus sedang bertugas dan beberapa perwakilan survivor termasuk Rifqi dikumpulkan demi menghadiri pertemuan darurat kali ini.
Pada pertemuan tersebut memang secara sengaja tidak melibatkan semua orang untuk mengantisipasi gelombang kedua kepanikan karena jika hal tersebut terjadi, maka baik dari luar maupun dalam pos akan menjadi semakin memburuk.
"Pos berapa saja yang sedang diserang?" tanya Hendra, seorang Kepala Divisi 4 Hope dengan sengaja berusaha meredam kepanikan yang sedang ia alami, karena pada situasi semacam ini memerlukan sebuah keputusan cepat dengan menggunakan kepala dingin.
"Pos 5-7, terdapat kemungkinan tempat kita akan ikut diserang sebentar lagi!"
"Maaf jika saya memotong pembicaraan rapat kali ini. Apakah tidak ada sebuah protokol yang telah dipersiapkan untuk menghadapi situasi dalam skenario ini? sahut Rifqi yang telah mengenal kebiasaan saudaranya yang sangat detail dalam mempersiapkan sesuatu sehingga ia mencoba alternatif lain pada permasalahan ini.
"Hope telah mempersiapkan protokol semacam ini ketika situasi terburuk telah terjadi. Permasalahannya adalah kita baru saja kehilangan sumber daya utama sebagai bala bantuan sekaligus menghadapi musuh yang tidak dikenal. Untuk menyerang sebuah pos saja tidak akan mudah karena setiap pos telah dilengkapi berbagai macam persiapan secara khusus yang berarti jika mereka dapat menyerang tiga pos secara sekaligus yang jika dihubungan dengan ledakan sebelumnya, kita sedang menghadapi lawan dengan ancaman serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...