A/N: Jangan lupa vote dan komentar :)
Sekarang kami masih berada di sebuah toko buku di kota Sidoarjo, sedangkan jarak dari kota Surabaya-jakarta sekitar 600 kilometer lebih.
Yang kulakukan sekarang adalah berkumpul dengan yang lain untuk membicarakan tentang bukti-bukti yang kami temukan.
"Apa saja yang kalian temukan di pabrik tadi?" tanyaku/
"Aku menemukan lambang yang waktu itu aku bilang dan ini fotonya" ucap Ram sambil memperlihatkanku sebuah foto.
"Bagus, ada lagi?"ucapku.
"aku menemukan rute distribusi produk pabrik" jawab David sambil memberiku sebuah catatan beserta peta.
"Ada lagi?" tanyaku
"Apa kau tidak curiga dengan mayat-mayat yang kita lihat tadi?" komentar Li.
"Ya, dan setelah ini akan kujelaskan" ucapku.
"Baiklah" ucap Li.
"Sudah itu saja?"ucapku karena tidak mendapat respon lagi.
"Baiklah kalau begitu akan kujelaskan. Buku Diary yang sedang kupegang ini adalah milik seseorang yang bekerja di pabrik itu, dan dia berhenti sebelum wabah ini dimulai. Ada banyak hal yang dia tulis tapi yang terpenting, dia sudah tahu jika ada banyak hal yang janggal di pabrik itu" jelasku panjang lebar.
"Lalu?" ucap David.
"Berdasarkan pengamatan dan membuat beberapa kemungkinan, mayat-mayat itu mungkin saja adalah bahan percobaan bahkan mungkin adalah bahan utama pembuatan B'king" jawabku.
"Jadi, produk itu adalah daging manusia?" balas Nola yang mulai ngeri.
"Bisa saja, tapi itu hanya sekedar kemungkinan" ucapku.
"Di dalam diary ini juga menyebutkan jika kita harus pergi ke Jakarta untuk mencari informasi lebih lanjut dan ditambah lagi setelah David memberiku rute distribusi itu membuat bukti ini semakin kuat" tambahku.
"Memangnya, di Jakarta apa yang kita cari?" tanya Nola.
"Mungkin penyebab dari awal virus ini" jawab.
"Kita juga harus memikirkan persediaan kita" tambah Angelina yang mulai ikut kedalam percakapan kami.
"Dia benar, sebaiknya kita sempatkan untuk mencari persediaan dalam perjalanan ini" tambah David.
"Baiklah aku setuju, dan untuk sekarang kita bisa beristirahat kembali" ucapku.
****
#Kebesokan harinya
Hari ini kami sengaja untuk berangkat pagi-pagi agar kami cepat sampai di tujuan. Tidak ada yang spesial hari ini kecuali melihat zombi berjalan tanpa tentu arah dimana-mana.
"Hei, lihat itu" ucap Li sambil menunjuk ke sebuah keluarga yang sedang kesusahan melawan zombi.
"Itu bukan tipuan, ayo kita bantu" ucapku mengamati.
"Kau yakin?" balas Li ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...