[SEDANG DI REMAKE]
#New York, 11:59 PM
New York, salah satu kota metropolitan yang terkenal di seluruh bumi terlihat tidak pernah sepi dan redup dari aktivitas manusia selama 24 jam dengan berbagai aktivitas yang mereka miliki. Sebagai salah satu kota yang memiliki penduduk terpadat, jutaan nyawa hidup di wilayah tersebut baik sebagai kaum penduduk lokal, urban, transit, kriminal, imigran legal maupun illegal serta para turit yang berkunjung.
"Over populasi, pemanasan global yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, kelaparan, dan kekeringan." sesosok misterius mengucapkan kalimat tanpa mengarahkan hal tersebut kepada siapapun karena ia sedang duduk sendirian di atas kursi roda sembari menggengam wine di dalam gelas yang terbuat dari bahan kaca tipis.
Memandang kosong menuju sisi kaca gedung yang berada di hadapannya, ia melihat umat manusia sudah tidak memiliki harapan terhadap apa yang akan terjadi di masa depan jika hal seperti sekarang ini terus dibiarkan. Jauh di bawah sana, meskipun ia sedang berada di salah satu lantai puncak gedung, ia masih tetap dapat melihat kemacetan tak berujung pada setiap jalanan kota New York yang padat akan penduduk dari berbagai kalangan dengan memiliki mimpi masing-masing untuk dikejar.
"Ketika Bumi tidak mencapai tahun 2030, tidak akan ada yang tersisa selain perebutan sumber daya yang sudah tinggal sedikit."
Sumber daya.
Sumber daya merupakan salah satu faktor penentu keberlangsungan umat manusia pada setiap siklus kehidupan. Dimana kehidupan hanya dapat dipertahankan apabila terdapat sumber daya yang menjamin persentasi kemungkinan bertahan hidup. Populasi umat manusia telah diperkirakan mencapai lebih dari 8 milyar nyawa sementara sumber daya yang masih tersedia tidak cukup untuk menjamin keberlangsungan hidup semua orang. Black Death serta Perang Dunia (I dan II) merupakan peristiwa yang menyebabkan jutaan nyawa melayang dengan berbagai cara dan apabila hal tersebut tidak terjadi, kondisi bumi akan menjadi jauh lebih mengerikan ketika kalender tidak mencapai tahun 2000.
"Sekarang sudah saatnya." mendengar alarm jam tangan miliknya yang telah berbunyi tepat pada pukul 12 malam membuatnya meneguk secara keseluruhan wine yang ia genggam sebelum berbalik menuju ke arah meja kerja miliknya dengan tujuan untuk mengambil sesuatu.
Meletakkan gelas tersebut untuk menggantinya dengan sebuah ponsel, ia segera menekan tombol 1 yang termasuk dalam fast dial untuk menghubungi seseorang.
(Suara nada sambungan panggilan terhubung)
"Its time, do it." perintahnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...