A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Celah demi celah yang ada didepannya langsung Putra lewati begitu saja sebelum posisinya hampir terjebak oleh kerumunan zombi yang berada di sekitarnya.
"Sial, aku menyenggolnya sedikit..." rutuk Putra dalam hati karena sempat menyenggol salah satu zombi yang berada di sisi kanannya.
Putra belum tau reaksi apa yang akan terjadi setelah ini, tapi yang jelas ia langsung memilih untuk diam di tempatnya saat ini dan masih membisu tanpa berkata apapun.
Tanpa melihat kebelakang pun, Putra sempat mendengar kalau zombi yang ia senggol barusan sempat mengandalkan indera penciumannya untuk mengecek apakah di sekitarnya ada makhluk hidup yang bisa dimakan.
Setelah putus asa tidak mencium apapun, zombi itu kembali ke posisi awal, diam tanpa melakukan apapun yang berguna.
Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama bagi Putra untuk kembali bergerak lagi setelah mengetahui dirinya sedang tidak berada dalam bahaya lagi.
"Ini buruk, kalo hujan beneran, penyamaranku disini bisa terbongkar." pikir Putra sambil melihat keadaan langit yang mendung dimana-mana.
"Aku harus ngambil resiko!" tambah Putra nekat dan mulai bergerak cepat.
Kali ini Putra harus bergerak lebih cepat daripada sebelumnya karena ia melihat perubahan cuaca di atasnya yang terasa sangat ekstrim. Langit yang tadinya sempat cerah sekarang menjadi sangat gelap bagaikan malam hampir datang padahal masih ada beberapa jam lagi sebelum malam benar-benar tiba.
Tanpa memperdulikan apapun lagi, Putra hanya harus melakukan apa yang bisa. Tak peduli jika ia akan memancing dan menyenggol berapa kali pun nanti. Ia hanya akan tetap maju dan segera keluar dari kerumunan zombi yang lebih terasa neraka baginya.
#30 menit kemudian...
Akhirnya Putra sampai beneran di tempat tujuannya saat ini. Yah, meskipun tadi ia juga sudah cukup mengerahkan banyak tenaga hanya untuk berlari dan terutama untuk menghindar dari satu tempat ke tempat lain.
Dan buktinya, sama sekali tidak ada zombi yang berhasil menyadari kalau dia adalah manusia hidup tadi, itu artinya penyamaran yang sedang ia pakai saat ini benar-benar berguna untuk disituasi hidup dan mati seperti tadi.
Telah sampai di lokasi tujuan tidak membuat Putra untuk langsung beristirahat sebentar, situasinya masih belum memungkinkan baginya. Selama di sekitar tempatnya masih ada zombi yang bisa berjalan bebas, definisi kata "aman" itu masih diragukan oleh Putra.
Putra mengambil pistolnya lagi saat ini yang sempat ia simpan di belakangnya sejak tadi. Menurutnya, sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk menggunakan pistolnya.
Putra sama sekali tidak berniat untuk membuka pagar yang sudah dipasangi kunci gembok dengan pistolnya karena ia menyadari kehadirannya bisa ketahuan nanti, maka dari itu ia langsung memanjat pagarnya sebagai cara alternatif.
Pagarnya tidak terlalu tinggi, jadi Putra tidak terlalu repot untuk memanjatnya.
"Baunya busuk.." batin Putra yang menyadari ada bau busuk dari dalam rumah yang ada di depannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope : Survive [END]
Science FictionHalo. Namaku Maulana, salah satu seorang survivor yang masih tersisa. Milyaran nyawa telah tewas ketika kebanyakan orang tidak mempercayai wabah zombie sudah terjadi dan fakta membuktikan hal yang sebaliknya. Ini adalah kisah kami di tengah apocalpy...