Ruangan rumah dihiasi hiasan dinding berwarna-warni, tak lupa juga balon-balon bulat yang lucu. Di meja, sudah tersedia kue ulang
tahun yang dibentuk menyerupai tokoh kartun Spongebob dengan lilin berbentukan angka empat diatasnya.Alfa tertawa bahagia, saat seluruh anggota rumah menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepadanya. Alfa mendapatkan banyak hadiah dari Mama dan papanya.
"Alfa maafin papa ya nggak bisa lama-lama ngerayain ulang tahun kamu. Papa udah telat nih. Nanti pulang kerja papa sambungin lagi deh acara nya."
Papa Alfa segera merapikan jas hitamnya. Tak lupa berpamitan dengan anak dan istrinya.
"Alfa jangan sedih dong. Kan ada mamah. Nanti Mama ajak kamu jalan-jalan ke semua tempat yang pingin kamu datengin," hibur Mama Alfa pada putranya.
"Mamah janji dulu."
"Oke oke, mamah janji. Tapi jangan cemberut dong."
Mobil sedan melaju dengan kecepatan sedang, menerobos melewati jalanan padat. Di dalam mobil, anak kecil bernyanyi dengan cerianya, menikmati momen ulang tahun. Mama Alfa tersenyum bahagia, melihat perkembangan putranya yang begitu lucu.
"MAMA..." teriak anak itu saat melihat truk besar yang berjalan menghantam tembok pembatas jalan.
Mama Alfa bingung, otaknya tak dapat berpikir jernih. Sekarang posisi mobilnya sudah mendekati bagian truk itu. Tidak hanya mobilnya saja yang terjebak tetapi di sebelahnya ada beberapa mobil yang sudah terjebak.
Mama Alfa memecahkan kaca mobil, menyuruh putranya keluar dari kondisi ini.
"Alfa mau sama Mama, Alfa nggak mau keluar," tangis anak itu pecah.
"Alfa sayang, nanti Mama ikut keluar setelah Alfa. Alfa keluar dulu ya sayang,"
"Janji?"
Mama Alfa tersenyum, melihat anaknya yang menurut padanya. Alfa keluar dari mobil sedan, sesuai perintah Mamanya.
Setelah Alfa berhasil keluar, Mama Alfa berniat untuk menyusul putranya. Tetapi truk besar itu menggelinding ke arah mobil yang ditumpanginya.
"MAMA...." tangis pecah Alfa yang melihat mobil di tumpangi mamanya tersenggol keras oleh truk. Mama Alfa tewas, bersamaan para mobil yang terjebak di sekitar truk itu.
Alfa berlari, mencari mobil yang ditumpangi mamahnya. Tetapi para relawan dan polisi, berhasil menenangkan bocah kecil itu.
•••
Matahari pagi yang cerah membangunkan Alfa dari mimpi buruk sepanjang hidupnya.
Dikuceknya kedua mata almond. Sambil mengatur napasnya, di ambilnya segelas air putih."Mama!" jelasnya sangat-sangat pelan tak terdengar.
Alfa meminum tersedak-sedak segelas air putih yang ada ditangannya. Di ambilnya handuk, lalu di selempangkan ke bahunya. Alfa segera menuju kamar mandi.
Di kamar bernuansa monokrom, Alfa mengeringkan rambut basahnya dengan kain handuk. Di pakainya seragam sekolah dengan model baju layaknya bad boy. Alfa membuat dasi panjangnya menjadi kecil di atas pusar, di pakainya dasi itu dengan sangat bangga.
"Dek Alfa turun! udah pagi sarapan dulu!" suara wanita tua terdengar di telinga Alfa. Dengan santai Alfa menuruti perintah wanita tua itu.
Alfa sudah siap di meja makan minimalis. Di gigitnya satu buah roti, setelah satu gigitan ia taruhkan roti itu di piring hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlfAbel [END]
Teen FictionDi kursi panjang ini ku dudukan badanku Menatap kerinduan bintang malam Angin malam megingatkanku Akan lembaran kecil puisi kenangan Tentang tawa yang menggetarkan hatiku Tentang senyum yang menenagkan Dimana rembulan tersenyum padaku Membisikan ray...