Tepat pukul 16.30 Alfa memarkirkan motornya dipekarangan depan rumah Abel. Malam Minggu ini, Alfa merencanakan menghabiskan waktunya berdua dengan Abel. Sambil membuka resleting jaket hitamnya, Alfa berjalan membuka gerbang rumah Abel dan mendekati daun pintu rumah Abel. Alfa menekan bel yang berdada di daun pintu, sesekali melirik jam tangannya.
Pintu terbuka dari dalam. Dengan memakai kolor hijau dan atasan kaos oblong, Gilang kakak Abel membuka-buka pintu rumah.
"Abel nya ada?" tanya Alfa pada Gilang. Gilang tidak menjawab dirinya malah terus mengamati penambahan Alfa dari ujung kepala hingga ujung kaki, "Bang?"
"Ada didalam, mau ngapain?"
"Ajak keluar jalan-jalan," jawab enteng Alfa.
"Dasar bocah baru jadian, tiap hari adanya diapeli mulu," umpat Gilang pada Alfa, "Abel di cariin pacar lo.”
Abel keluar dengan penampilan yang berantakan. Rambut yang terkucir semerawut, kaos oblong yang melihatkan kelek, serta celana santai di atas lutut. Gilang menepuk jidatnya malu, saat adiknya datang menghampirinya.
"Cepet masuk... cepet masuk... " usir Gilang pada Abel yang membuat Abel berlari terbirit-birit ke kamarnya.Lima belas menit kemudian Abel keluar. Dengan penampilan elegannya, Abel menggunakan dress diatas lutut berwarna merah, dengan kardigan panjang berwarna hitam. Abel sengaja menguraikan rambut gelombang sepundak. Abel juga mengoleksi sedikit bedak di wajah dan lipstin di bibirnya.
Alfa tersenyum melihat penampilannya Abel yang menurutnya cantik. Afa mengajak Abel untuk keluar bersama di malam ini.
"Ayo!" ajak Alfa dari Abel dan mendapatkan anggukan manut dari Abel, "Duluan ya bang."
"Iyee, hati-hati dijalan," ujar Gilang pada mereka.
"Yang jomblo juga hati-hati dirumah," ledek Abel yang hampir mendapatkan pukulan sandal dari Gilang.
Alfa berjalan santai menuju tempat ia memarkirkan motornya, meninggalkan Abel yang sedang mencari helm digarasi rumahnya. Abel tercengir bahagia, memamerkan kebahagiaannya kepada abangnya. Saat akan pergi, Abel terus mengejek Abangnya yang ntah sudah beberapa bulan ini tidak melakukan ritual malam Minggu.
"Ciee Jones. Kayak gue dong bang, doi peka," ejek Abel yang mendapat jitakan dari abangnya.
***
Lampu lalulintas bepijar merah, Alfa melepaskan pegangan dari stang motor. Tangannya membenarkan kaca spion, melihat diam-diam wajah Abel dari balik spion. Abel tersadar dengan gerak-gerik Alfa yang diam-diam memandangnya. Abel tertunduk malu melihat nya, entah kenapa akhir-akhir ini rasa malu dalam diri Abel keluar dengan sendirinya.
Masih ada lima belas detik sebelum lampu berubah hijau, Abel memandang sekeliling jalan yang padat di hadapannya. Rasa grogi dicampur dengan jantung yang berdebar kencang, membuat Abel semakin ingin meloncat dari motor yang di duduki nya. Tak jarang Alfa dan Abel membuat percakapan, tetapi ntah kenapa hari ini rasanya lebih canggung dari hari-hari sebelumnya.
Lampu berubah menjadi hijau, Alfa mengegas motornya laju. Setidaknya hal ini dapat mengurangi rasa canggung diantara mereka.
Alfa memasuki lorong-lorong parkiran, mencari tempat yang kosong untuk memarkirkan motornya. Sudah sangat padat kendaraan di parkiran atas dan bawah, kebanyakan kendaraan mereka milik remaja muda-mudi yang sedang menikmati malam minggunya. Tak ambil pusing, Alfa memarkirkan motornya di tempat yang seharusnya dijadikan tong sampah. Alfa memindahkan tong sampah plastik itu ditengah-tengah jalan kecil, lalu memarkirkan Motornya.
Sekarang Alfa dan Abel sudah berada di dalam mall terbesar yang ada di kotanya. Abel menatap sekelilingnya yang ramai dengan pengunjung. Mulai dari muda-mudi, orang dewasa, keluarga, bahkan turis. Abel mengalihkan pandangannya, menatap Alfa yang masih berdiri mematung di sebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AlfAbel [END]
Fiksyen RemajaDi kursi panjang ini ku dudukan badanku Menatap kerinduan bintang malam Angin malam megingatkanku Akan lembaran kecil puisi kenangan Tentang tawa yang menggetarkan hatiku Tentang senyum yang menenagkan Dimana rembulan tersenyum padaku Membisikan ray...