Abel mengiringi bolanya dengan cepat, melewati lawan-lawan mainnya. Kaila mencoba menghalangi gerak Abel, dengan gesitnya Abel mengiringi bolanya ke kanan dan melempar bola pada timnya. Abel segera menyelinap, berlari menuju gawang lawannya. Ditangkapnya bola dari tangan lawan. Sesampainya didekat ring, Abel memantulkan bolanya, bersiap-siap memasuki bolanya kedalam ring. Jika kemarin adalah ujian praktik bola untuk laki-laki, maka sekarang adalah penilaian praktik untuk anak perempuan.
"Abel, disenyumin Alfa tuh," ujar Kaila yang reflex membuat Abel menoleh kearah Alfa. Alfa tersenyum kekeh, saat Abel mengarah padanya. Bola yang sedari tadi di drible Abel, hilang ntah kemana.
"GOALL...."teriak dari tim sebelah.
"AWAS YA, MAIN CURANG!" teriak Abel sebal.
Alfa yang sama-sama memakai kaos olahraga , berdiri dari tempat istirahatnya, setelah beberapa menit bermain basket bersama tim satu kelasnya. Alfa berjalan mendekati lapangan basket yang sedang digunakan oleh sekumpulan anak perempuan satu kelasnya.
"Gantian. Gue mau main nantang Abel," ujar Alfa santai, membuat semua penonton melongo tak percaya. Mereka yang disana sudah pada tahu, jika Alfa sudah beberapa kali menolak cinta Abel. Tetapi sekarang, pria patung itu malah mengajak Abel bermain bersamanya. Sungguh keajaiban dunia.
"Oke-oke. Harap semua yang berada ditengah lapangan ini meminggir. Lapangan akan digunakan khusus untuk pertandingan asmara Alfa dan Abel. Minggir... minggir... minggir..." Irvan mengatur keadaan lapangan, semetara Satya terus menyorak-nyoraki nama Alfa yang akan menjadi pendukungnya.
"Kalau misal Alfa menang dan Abel kalah, maka saat pelajaran guru yang killer, cewek semua duduk dibangku depan dan cowok dibangku belakang. Tetapi jika Abel yang menang, maka sebaliknya. Gimana setuju?" tawar Satya pada teman-temannya.
"Oke. Ayo bel lo nggak boleh kalah dari Alfa. Lo harus nunjukin kalau cewek itu bisa unggul dari cowok," terang Kaila, yang mendapatkan sorakan dari tim perempuannya.
"Bagaimana bisa? Tinggi gue aja sepundaknya Alfa, bagaimana bisa masukin bolanya?
"Lo pasti bisa. Ayo Abel... Abel..."
Bola sudah diiringi Alfa menuju ring lawan, Abel yang kewelahan dengan lari cepat Alfa, hanya membiarkan bola itu pasrah ditangan Alfa. Abel sudah lelah, sedari tadi muter lapangan hanya membuututi Alfa dari belakang supaya mendapatkan biolanya. Tetapi Alfa bermain curang, bahkan dirinya belum memegang bola itu sedari tadi.
Alfa melemparkan bolanya kedalam ring lalu menangkap kembali bola nya, dan memasukannya lagi kedalam ring hingga berkali-kali. Abel yang masa bodo, hanya duduk menselonjorkan kakinya ditengah lapangan, melihat permainan bola basket Alfa yang lincah. Abel kerapkali mendapatkan lemparan daun dari tim perempuannya, pasalnya Abel tidak bersikeras memenangkan tantangan kelas ini.
"Ayo dong bel berdiri. Hajar Alfa!" teriak salah satu temannya.
"Bodo amat. Ini namanya penginjakan nama baik," jawab Abel ngasal.
Alfa datang membawa bola basket. Alfa menjongkok menyamakan dirinya sejajar dengan Abel.
"Mau main?" tawarnya menyodorkan bola. Tanpa menjawab Abel segera merampas bola ditangan Alfa, lalu berlari menuju ring lawan.
Sudah beberapa kali Abel meloncat, mencoba memasukan bola ke ring basket. Tetapi bola yang dilemparnya selalu meleset di pinggir-pinggir ring. Hal ini mengundang tawa dari tim laki-laki sekelasnya. Karena jengkel, Abel melemparkan asal bola, dengan cepat Alfa menangkap bola yang dilempar Abel.
"Mau masukkan ke ring?" Abel tidak menjawab pertanyaan Alfa dan memilih diam,"Lo berdiri disini, nih bawa bolanya. Fokuskan mata lo ke ring basket itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AlfAbel [END]
Teen FictionDi kursi panjang ini ku dudukan badanku Menatap kerinduan bintang malam Angin malam megingatkanku Akan lembaran kecil puisi kenangan Tentang tawa yang menggetarkan hatiku Tentang senyum yang menenagkan Dimana rembulan tersenyum padaku Membisikan ray...