Acara pagi ini adalah olahraga yang dipimpin oleh ambalan. Sebelum melakukan olahraga, ambalan memberikan instruksi pemanasan kepada teman-temannya. Setelah melakukan pemanasan mereka akan melakukan jogging mengelilingi kompleks asrama.
Pagi di sini begitu dingin, tak kalah dinginnya dengan dingin malam. Dengan bersemangat mereka berlari mengelilingi asrama yang begitu besar. Tak sebegitu lelah seperti olahraga yang dilakukan saat pelajaran, karena udara di sini mendukung mereka untuk melakukan aktivitas pagi.
"Kami beri waktu istirahat selama 10 menit. Setelah itu kita akan melakukan senam pagi," ujar salah satu anak ambalan.
Pendidikan karakter kali ini sangat berat bagi Abel. Banyak sekali cobaan yang harus ia alami di perkemahan kali ini. Abel bersyukur dirinya masih bisa menghirup udara segar pagi ini dan berkumpul dengan teman-temannya. Jika saja kemarin dirinya tidak bertemu Alfa, Abel tidak tau apa pagi ini dirinya bisa berkumpul di lapangan.
Sebuah kebetulan yang mujur tersesat bersama Alfa di dalam hutan. Abel memandang wajah Alfa yang tengah duduk menyelonjorkan kakinya, cowok itu tengah asyik berbincang dengan regunya. Abel tersenyum senang saat dirinya dapat memandang wajah cowok itu. Abel kembali mengingat momen saat dirinya memeluk Alfa di dalam hutan itu.
"Ayo teman-teman semuanya berdiri. Kita akan senam bersama."
Lagu senam kewer-kewer kebanggaan anak Pramuka di putar. Anak-anak ambalan akan berdiri di depan, memadu gerakan senam. Semua murid mengikuti gerakan yang dilakukan oleh anak ambalan.
Mereka melakukan senam dengan penuh semangat. Canda ria terlihat di sela-sela gerakan senam. Banyak dari mereka yang melakukan gerakan tak sesuai dengan yang dicontohkan ambalan. Karena anggota ambalan adik kelas, mereka melakukan semuanya sesuka hati. Mentang-mentang anak kelas 12 mereka melakukan gerakan sesuka hatinya.
Menurut mereka tak perlu mirip, yang penting mereka menggerakkan badannya sebagai bukti senam."Bubar yok bubar dah keringatan. Mau sarapan ini," teriak salah satu murid kepada ambalan, dibalas oleh tawa teman-temannya.
Seperti inilah momen-momen seru anak putih abu-abu. Kenakalan, kebersamaan dan keseruannya tidak akan pernah terulang kembali saat mereka semua sudah lulus. Masa SMA adalah masa terindah bagi setiap orang.
Abel bingung mengapa lagu ini selalu saja diputar saat acara perkemahan. Apa tidak ada lagu lain yang mereka punya?
Acara senam sudah selesai saatnya mereka untuk melakukan sarapan pagi. Belum saja di bubarkan oleh ambalan, mereka sudah meninggalkan lapangan menuju ke dapur aula asrama untuk sarapan.***
Masih di dalam aula asrama, semua murid berkumpul sesuai kelasnya masing-masing. Mereka diberi waktu untuk berdiskusi mengenai acara api unggun.
12 IPS 2 masih bingung, ingin menampilkan penampilan apa di acara api unggun ini. Karena jadwal kemah yang dadakan, membuat kelas ini tidak memiliki persiapan untuk penampilan api unggun."Apa kalian semua tidak memiliki bakat yang bisa di tampilkan di acara api unggun?" tanya ketua kelas. Mukanya memerah panas.
Sudah hampir satu jam mereka berdiskusi tetapi belum mendapatkan ide apapun.
"Kita harus ngirim perwakilan untuk acara ini. Satu perwakilan saja tidak perlu semuanya ikut serta. Karena waktu kita hanya sebentar, tidak mungkin kita bisa memikirkan koreografi untuk satu kelas," saran Satya pada kelasnya.
"Nah itu siapa yang di sini yang mau sukarela menjadi perwakilan api unggun. Kalau gue sendiri jujur nggak bisa ikut partisipasi, karena gue jadi perwakilan obor api unggun. Bakat apa saja deh terserah yang penting kelas kita tampil. Jika tidak tampil maka kelas ini akan dapat denda."
Ketua kelas kembali mengajak anggotanya untuk berpartisipasi dalam acara ini. Sangat tidak baik jika kelas ini mendapatkan denda hanya karena tidak mengirimkan penampilan di acara api unggun.
Semuanya diam tak memberi respon. Mungkin karena mereka kelelahan atau karena bingung ingin menampilkan apa.
"Bakat ngelawak juga boleh deh," ujar ketua kelas semakin frustasi dengan tingkah teman-temannya.Dengan sengaja Irvan mengangkatkan tangan Alfa ke atas, "Alfa mau menampilkan bakat vokal nya."
Alfa terkejut karena temannya menumbalkan dirinya di acara ini tanpa persetujuannya. Bahkan sebelumnya saja Alfa tidak pernah ikut serta di dalam acara penampilan api unggun.
"Kok gue?" bentak Alfa marah.
Satu kelas menyaksikan kemarahan Alfa. Tetapi mereka semua setuju akan saran Irvan untuk mengirim Alfa ke pentas api unggun. Di sekolah ini siapa sih yang tidak mengenal Alfa? Cowok ganteng dengan pembawaannya yang cool membuat siapa saja terpana kearahnya. Apa lagi saat mereka bisa mendengar suara nyanyian Alfa, pasti malam ini akan heboh. Kelas ini bisa menumbalkan Alfa dan membuat acara api unggun semakin menarik.
"Lo mau ya Al. Ini terakhir kalinya kita kemah di masa SMA, setelah itu kita tidak tau lagi kapan kita akan kumpul seperti ini. Gue berharap Lo mau jadi perwakilan di acara api unggun."
Ketua kelas memohon kepada Alfa. Alfa mendengus napasnya kasar. Dirinya tak tega mendengar permohonan-permohonan yang dilontarkan temannya kepadanya. Dengan terpaku Alfa akhirnya mau menjadi perwakilan api unggun.
***
Malam ini Murid-murid berkumpul di lapangan utama untuk menyaksikan acara api unggun. Mereka baris memutari setumpukan kayu bakar berbentuk kerucut. Api unggun belum menyala, masih butuh persiapan untuk menyalakannya.
Dari arah pojok 10 orang berbaris ke belakang membawakan obor yang padam, kecuali anak paling depan yang obornya menyala. Satu persatu mereka berlari ke tengah api unggun, membacakan dasa darma Pramuka. Setelah satu anak selesai membacanya, anak yang lain menyusul kawannya sambil mendekatkan obor yang padam kepada pemilik obor yang menyala. Setelah obornya menyala, baru anak tersebut melanjutkan dasa darma.
"Satya ku kudarmakan. Darmaku ku baktikkan."
Saat semua obor telah menyala, mereka menyatukan obor tersebut ketengah kayu bakar berbentuk kerucut.
"Api kita sudah menyala. Api kita sudah menyala..."
Api unggun menyala sangat terang. Menghangatkan lapangan malam ini. Semua murid bertempuk tangan. Menyanyikan lagu Pramuka dengan khidmat. Api unggun adalah momen yang tak terlupakan di sebuah perkemahan. Pasti ada saja kisah dan cerita menarik dalam acara ini.
"Baik anak-anak sebelum kalian menampilkan penampilan, kami dari pihak TNI akan meramaikan suasana api unggun ini dengan sebuah games. Bagaimana setuju tidak?"
Semua bertepuk tangan mendengar tawaran yang diberikan oleh bapak TNI. Sepertinya seru juga mengadakan games di tengah api unggun.
"Gamesnya adalah 'sedang apa' ya kalian semua pasti sudah tau dengan permainan masa kecil ini. Dalam satu barisan dihitung sebagai satu tim. Kalian akan bernyanyi dan menyambung jawaban yang di nyanyikan oleh tim sebelumnya. Jika lebih dari 10 detik tidak menjawab maka, akan mendapatkan hukuman."
Murid-murid mengikuti permainan ini dengan gembira. Tak banyak dari tim mereka yang meributkan jawaban timnya. Api unggun kali ini begitu asyik, canda dan keceriaan terlihat di raut wajah mereka. Seakan tak ada beban pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlfAbel [END]
Teen FictionDi kursi panjang ini ku dudukan badanku Menatap kerinduan bintang malam Angin malam megingatkanku Akan lembaran kecil puisi kenangan Tentang tawa yang menggetarkan hatiku Tentang senyum yang menenagkan Dimana rembulan tersenyum padaku Membisikan ray...