Suara Emas

12 0 0
                                        

Sedang kemah sedang kemah sekarang, sekarang kemah apa kemah apa sekarang.

Sudah hampir 5 detik tim Alfa belum menyambung jawaban dari tim Abel. Pertanyaan ini begitu menjebak dan sulit. Tepat di sepuluh detik tim Alfa menyambung lagu itu.

Kemah asyik kemah asyik sekarang, sekarang asyik apa asyik apa.

Meskipun sudah menjawab tetap saja tim Alfa telah melampaui batas waktu yang di tentukan. Seharusnya mendapatkan hukuman karena menjawab tidak tepat waktu.

"Huu curang tuh harusnya dapat hukuman karena jawab terlambat. Di hukum... di hukum... dihukum... " ujar Abel yang menurutnya tidak adil jika tim Alfa tidak mendapatkan hukuman.

"Nggak bisa lah kan tim gue dah jawab telat 1 detik doang." Satya membela timnya, dirinya tidak ingin mendapatkan hukuman karena keterlambatannya 1 detik.

"Tetap aja curang kan terlambat menjawab. Tim Lo harus dapat hukuman."

Alfa mendengus kesal karena perdebatan antara kedua tim. Ingin sekali saja Alfa merasakan ketenangan di acara api unggun ini, tetapi cobaan terus saja mengikutinya. Sejak awal perkemahan Alfa di buat tidak tenang dengan kejadian yang terus saja menimpanya.

"Mau apa Lo?" tanya Alfa pada Abel, pasalnya Abel lah yang memulai perdebatan ini terlebih dahulu.

Mereka terkaget mendengar suara Alfa yang tengah angkat bicara. Sepertinya tawarannya begitu serius.

"Mau jadi pacar Alfa," bisik Kaila di telinga Abel tapi masih terdengar oleh tim sebelah.

Alfa bergidik ngeri, kupingnya masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Kaila. Dirinya berharap agar cewek ini tidak meminta macam-macam kepadanya, apa lagi untuk menjadi pacarnya itu sangat mustahil.

Abel berpikir sejenak apa yang akan ia minta kepada cowok itu, ini kesempatan emas baginya karena Alfa menawarkan sesuatu padanya. Abel tujuannya di kelas 12 ini yaitu memperbaiki nilai yang kurang, belajar bersama Alfa akan menjadi kesempatan terbaiknya.

"Gue pingin Lo ngajarin gue materi yang belum gue paham."

Abel tersenyum bangga saat dirinya berhasil mendapatkan ide itu. Ini merupakan keuntungan double, selain bisa lebih dekat dengan Alfa Abel juga bisa meningkatkan prestasinya.
Alfa tampak berpikir sejenak, untuk menerima permintaan Abel yang menurutnya tidak terlalu sulit. Setelah berpikir matang-matang Alfa menyetujui permintaan Abel.

***

Puncak acara telah dimulai. Setiap kelas mengirimkan perwakilannya untuk menampilkan penampilan di acara api unggun. Dengan kompak, kelas 12 MIPA 4 menyanyikan lagu Pramuka layaknya padus.

Tepukan dan sorakan diberikan oleh teman-teman ketika kelas 12 IPS 5 menampilkan dance terbaiknya. Ditambah cahaya api unggun dan dentuman musik, membuat penampilan 12 IPS 5 seperti konser mewah.

Sorakan kembali meriah saat 12 MIPA 1 menghadirkan persembahannya, mereka menampilkan seluruh teman sekelasnya untuk berjoget bersama di tengah api unggun. Lantunan musik Jawa yang tengah viral sekarang ini menjadikan persembahan kelas 12 MIPA 1 semakin meriah, layaknya konser ambyar. Semua murid menikmati persembahan kelas ini, tak banyak dari mereka ikut berjoget bersama.

Sekarang giliran 12 IPS 2 yang akan menampilkan persembahannya. Irvan mengambil bangku kursi yang berada di belakang barisan untuk di taruhnya di depan api unggun. Satya menuju ruang perlengkapan untuk mengambil gitar yang akan digunakan sebagai perlengkapan Alfa.

Alfa maju kedepan membelakangi Api unggun, menduduki bangku yang telah di sediakan. Tatapan yang tadinya menunduk ia dongakan ke depan, menatap kearah penonton. Kebanyakan dari cewek teriak histeris, saat melihat Alfa pangeran pujaan mereka yang tengah berada di depan api unggun. Pesonanya begitu cool, tetapi tampangnya sangat elit layaknya pangeran kerajaan.

Alfa memetikan gitarnya membuat semua penonton teriak kegirangan. Belum saja Alfa menyanyikan lagunya, sorakan dan tepuk tangan tak henti-henti terdengar di seisi lapangan.

Alfa memejamkan matanya, menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya. Dirinya mulai bernyanyi.

Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri

Baru saja Alfa memulai baid pertama, teriakan dari teman-teman ceweknya terdengar keras di telinga Alfa. Alfa memejamkan matanya berusaha fokus pada lagu yang ia nyanyikan.

Izinkan kulukis senja, Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita, Menangis, tertawa
Biar kulukis malam, Bawa kamu bintang-bintang
Tuk temanimu yang terluka, Hingga kau bahagia

Alfa kembali mengarahkan pandangannya kepada penonton. Suara emasnya mampu membuat semua orang terhanyut akan lagu yang dinyanyikan Alfa.

"Alfa I love you."

"Alfa gue tandain Lo."

"Alfa kiyowo."

Semua penonton menunjukkan ekspresi senangnya. Ini pertama kalinya snowman menyanyikan sebuah lagu di depan umum. Bukan kaleng-kaleng suara anak ini sangat emas. Cowok ini benar-benar sempurna, selain tampangnya yang cakep, otaknya yang encer, jago olahraga, dia juga memiliki suara emas.

Siapa yang tidak tergila-gila dengan anak ini. Anak berandal kebanggaan sekolah ini, ya Alfa berandal karena dirinya sering tidak mengikuti pelajaran sekolah dan lebih memilih untuk membolos. Tetapi karena bolos bukan berarti dia bodoh, Alfa dapat membuktikan kepada sekolahnya jika membolos tidak mengurangi nilai tugasnya.

Alfa kembali ke dalam barisan untuk menikmati acara selanjutnya. Saat Alfa akan kembali ke barisan, hampir semua cewek menatapnya penuh suka kearahnya.

Abel memandang kearah Alfa yang sudah duduk di tempat semula. Tatapannya masih dingin seperti sebelumnya. Abel sebel kepada teman-teman perempuannya sekarang ini. Pasalnya Alfa menjadi pusat perhatian setelah menyanyikan lagu persembahan. Abel berpikir jika saingannya sekarang ini semakin banyak.

Api unggun semakin padam acara terakhir di malam ini adalah makan-makan. Panitia telah menyiapkan pisang rebus, kacang rebus dan jagung rebus. Mereka bisa memakan semua makanan yang telah di sediakan.

Abel mengambil jagung rebus yang berada di hadapannya, tatapannya beralih menatap Alfa yang tengah kepanasan karena memegang pisang yang panas. Abel tertawa saat melihat tingkah Alfa yang kesusahan.

"Jadi orang tu yang sabar. Makanan belum dingin udah main di ambil segala."
Alfa menatap tak suka kearah cewek menyebalkan. Lagi-lagi cewek itu merubah moodnya menjadi buruk. Alfa membalikkan badannya berusaha membelakangi cewek itu.

Peka dengan situasi yang terjadi, Abel memberikan beberapa lembar tissue kepada Alfa. Membantu Alfa agar tidak terlalu kepanasan saat memegang pisang itu.

"Lain kali kalau mau makan nungggu agak dingin dulu."

Irvan tersenyum melihat tingkah mereka berdua yang saling pandang memandang. Buru-buru Irvan mendekatkan posisinya kearah mereka berdua. Berusaha menganggu mereka.

"Hayolo kalian berdua diam-diam begini ya di belakang gue."

Alfa menjitakan tangannya ke jidat Irvan, tuduhan yang di lontarkan temannya itu salah. Alfa memundurkan langkahnya menjauh dari mereka, mendekati api unggun yang hangat. Sambil memakan pisang yang telah dibawanya, dirinya menghangatkan tubuhnya di depan api unggun sambil melihat langit malam yang penuh dengan bintang.

AlfAbel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang