Universitas Impian

471 201 22
                                        

Abel dan teman-temannya memutuskan untuk memberitahu pihak sekolah mengenai keadaan Alfa yang sangat kritis. Mereka tidak ingin Alfa di cap brandal anak tukang bolos sekolah karena ketidakhadirannya tanpa surat izin.

"Apa? Ini nggak bohong kan?" tanya Pak Brian yang juga membuat kaget seluruh orang yang berada di ruang guru ini.

"Ya ampun, malang sekali nasib Alfa. Ibu merasa bersalah karena selalu menyebut Alfa anak brandal," tambah bu Ella yang sudah ingin mengeluarkan air mata.

"Ibu-ibu, bapak-bapak gimana kalau pulang sekolah nanti kita perwakilan guru menjenguk untuk menjenguk Alfa. Seperti yang kalian kenal, Alfa adalah salah satu murid berprestasi di sekolah ini," saran ibu kepala sekolah yang kebetulan menimbrung di ruang guru.

Banyak guru yang mendaftar untuk ikut menjenguk Alfa, tetapi karena ibu kepala sekolah hanya memberikan izin lima guru perwakilan, maka hanya beberapa guru terpilih saja yang akan menjenguk Alfa.

***

Sore ini di ruangan Alfa terdapat banyak sekali kunjungan yang membesuk Alfa, selain dari guru-guru beberapa teman pun ikut menjenguk. Pengurus rumah sakit sudah memberitahu, untuk tidak sering-sering menjenguk pasien ini, karena Alfa sangat membutuhkan banyak istirahat.

"Alfa cepat sembuh. Kami dari pihak guru ingin sekali kamu berangkat sekolah seperti dulu lagi, kamu murid yang cerdas dan berprestasi di sekolah kami, kami sangat bangga sama kamu," ujar Pak Brian sebagai wali kelasnya.

"Ya walaupun kamu sedikit bandel di sekolah, tapi itu tidak megurangi rasa sayang kami sebagai guru ke kamu Alfa." Seluruh orang yang berada di dalam ruangan terbahak mendengar perkataan bu Ella kepada Alfa.

Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang gadis berpakaian kemeja merah dengan rambut yang biarkan teruarai. Gadis itu berlari kecil, memeluk Abel dan Kaila yang tengah duduk di kursi sofa yang berada di dalam ruangan. Abel dan Kaila membalas pelukan hangat itu, gadis itu sampai lupa jika di depannya terdapat banyak guru yang sedang menjenguk Alfa.

"Vanes ya?" tanya heran Pak brian pada gadis itu. Gadis itu mengangguk dan memberi salam kepada seluruh guru yang mejenguk Alfa.

Vanes memang di beri kabar oleh Irvan mengenai kondisi Alfa yang sangat memprihatinkan ini, karena bagaimanapun Vanes pernah mejadi bagian dari persahabatan mereka.

“Oh ya anak-anak bapak sampai lupa. Hari ini adalah pengumuman SNMPTN melalui portal LTMPT. Kalian yang berada di sini ada yang ikut mendaftar SNMPTN bukan?”

Pak Brian memberikan suatu informasi penting kepada murid-muridnya. Karena syok mendengar berita tentang Alfa, Pak Brian sampai lupa jika ada pengumuman yang sangat penting di hari ini.

“Benar itu Pak Brian, ayo kalian yang daftar SNMPTN bisa di lihat hasilnya sekarang ini. Alfa kamu mendaftar juga kan? Ibu berdoa semoga kalian keterima di universitas impian.”

Bu Ella memberikan semangat dan doa kepada murid-muridnya. Tak terasa sudah 3 tahun dirinya mengajar dan membimbing mereka, dan sekarang mereka semua akan lulus untuk melanjutkan cita-cita mereka.

Alfa, Abel, Eki, Irvan dan Kaila membuka portal LTMPT, tangan mereka begitu gemerteran untuk melihat hasil akhir perjuangan mereka di sekolah ini. Sebelum melihat hasil, mereka di wajibkan login menggunakan nomer peserta SNMPTN dan tanggal lahir masing-masing. Mereka membaca doa terlebih dahulu, berserah diri kepada tuhan akan hasil yang mereka dapatkan. Mereka sudah berusaha sebaik mungkin, tinggal hasil yang menentukan semuanya.

Halaman portal meloading  sebentar saat no peserta dan tanggal lahir telah di submit. Irvan memejamkan matanya, berharap hasil ini sangat memuskan. Irvan berteriak bangga saat warna halaman portal SNMPTN berwarna biru. Di layarnya tertulis selamat kepadanya karena telah di terima di universitas Padjajaran jurusan Akuntansi. Irvan sangat bahagia dan bersyukur.

“Selamat ya Irvan. Doakan gue semoga bisa nyusul SBMPTN ke UNPAD.”

Vanes menepukan tangannya pada pundak Irvan. Dirinya begitu senang akan pencapaian yang salah satu temannya. UNPAD universitas yang pernah mereka kunjungi berdua dan berharap akan bersama-sama menempuh pendidikan di sana. Irvan sudah menepati janjinya, sekarang giliran Vanes yang harus menyusul Irvan.

“Terimakasih Nes. Gue berdoa semoga lo bisa lolos SBMPTN dan bisa bersama-sama belajar di UNPAD.”

“Wah Irvan selamat ya buat kamu. Akhirnya perjuangan kamu selama ini tidak sia-sia, semoga kamu bisa menjadi anak yang sukses dan berhasil kelak. Jika sudah sukses, jangan lupakan bapak dan ibu guru.” Pak Brian memberikan ucapan selamat kepada muridnya, dirinya begitu bangga dan bahagia a ditas pencapaian muridnya.

“Yang lain bagaimana?” tanya Bu Ella kepada mereka yang belum buka hasilnya.

“Alhamdulilah saya keterima di Undip jurusan Hukum.” Eki terharu nangis saat membuka hasil SNMPTN nya yang lolos. Rasanya seperti mimpi bisa di terima di universitas impian.

Abel dan Kaila murung karena halaman SNMPTN mereka berwarna merah. Itu tandanya mereka tidak lolos SNMPTN dan harus berjuang mengikuti serangkaian ujian lagi untuk mendapatkan universitas impian.

“Tidak perlu sedih masih banyak jalan untuk menuju keberhasilan di masa depan. Kalian bisa belajar lebih giat lagi dan mencoba jalur SBMPTN ataupun mandiri yang telah di sediakan oleh PTN. Tetap semangat tidak boleh putus asa.”

Pak Ale memberikan semangat kepada Abel dan Kaila yang tidak lolos seleksi SNMPTN. Masih banyak cara dan jalan untuk bisa mendapatkan universitas impian. Kita tidak boleh menyerah begitu saja. “Bagaimana dengan hasil kamu Alfa?”

Dengan senyum Alfa memamerkan Layar biru di halaman SNMPTN, itu tandanya Alfa lolos SNMPTN di Universitas Indonesia. Sungguh suatu kebanggan melihat anak muridnya yang berhasil memasuki PTN impian mereka.

Papah Alfa tersentuh saat melihat pencapaian anaknya yang terus saja menghasilkan prestasi. Dirinya bahkan tidak percaya jika putranya begitu cerdas. Papah Alfa memeluk badan putranya dan memberikan semangat kepadanya.

“Alfa kamu lihat kan hasilnya, kamu sudah berhasil lolos di universitas impian kamu. Sekarang saatnya bagi kamu untuk terus berjuang melawan penyakit yang ada di badan kamu. Kamu harus berjuang jangan biarkan penyakit itu merenggut masa depan kamu. Bapak yakin, kamu akan menjadi orang yang cerdas yang dapat membuat inovasi terbaru untuk masyarakat.”

Pak Brian memberikan semangat untuk muridnya. Pak brian tidak ingin jika anak sejenius Alfa harus tidur terlentang karena penyakit yang di deritanya. Alfa adalah salah satu anak cerdas di sekolahnya. Bahkan dengan kondisinya yang sakit begini Alfa masih mampu menghasilkan prestasi dan membanggakan sekolahnya.

Karena waktu semakin malam, guru-gurupun pamit pulang dari ruangan Alfa. Tak lupa sebelum pulang, mereka membacakan doa terlebih dahulu untuk kesembuhan Alfa. Mereka berharap jika Alfa dapat cepat-cepat keluar dari rumah sakit dan menjalani aktivitas baru sebagai mahasiswa yang sehat jasmani dan rohani.

AlfAbel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang