"Halo mbak, ini Rini. Jangan lupa ya jam 4 fitting baju di Jasmine Boutiqe sama mas Chanyeol."
"Loh bukannya kemarin aku udah kasih ukuran badan aku?"
"Iya mbak, itu buat nyari ukuran yang pas. Mbak Shella harus tetep pilih model sama nyobain dressnya.."
"Ya ampun mbak, ngerepotin banget sih? Mbak Rini pilih aja dress yang mana yang bagus, ntar hari H langsung aku pake."
"Tapi mbak, saya harus lapor nanti sore ke bu Linda kalo mba sudah pilih dressnya. Dicobain dulu mba takut gak pas. Nanti dicocokin sama tuxedo pilihan mas Chanyeol juga. "
"Hhhhh," Rini ini laporan terus ke Mama soal perkembangan persiapan pernikahan. Dasar pengaduan banget.
"Ya udah, Chanyeolnya udah tau?"
"Iya udah saya kabarin mbak, mas Chanyeol katanya habis rapat langsung kesini. Mbak juga ya, saya tunggu loh."
Mbak Rini itu karyawan temennya papa yang punya WO. Dia yang ngurusin semua-semuanya mulai dari undangan, tempat acara, dekorasi, makanan, sampe fitting baju. Intinya dia udah kayak manager deh, cekatan banget ngurusin segalanya. Meskipun acaranya masih dua minggu lagi, semuanya bisa beres berkat dia.
Yup. Shella dan Chanyeol akhirnya menerima pernikahan ini. Gak ada lagi yang mereka bisa lakukan selain pasrah dengan kenyataan. Prinsipnya seberapa pun orangtua mereka mau mengendalikan pernikahan, mereka gak bisa mengendalikan hati Shella dan Chanyeol kan?
Mereka gak saling suka, apalagi cinta.
Ya udah, jadi ikutin aja apa yang orangtua mereka mau.
Shella udah nyampe Jasmine Boutique, dia ngeliat Chanyeol lagi milih-milih tuxedo di lantai satu.
"Lama banget sih lo," ucapnya setelah melihat Shella.
"Gue kan abis ngampus, lo juga ngapain datang cepet-cepet, kayak gak ada kerjaan aja."
"Gue abis rapat sama klien bela-belain kesini. Kalo gak nyocokin tuxedo sama gaun lo juga gue udah pulang kali daritadi."
"Buruan sana lo pilih gaun," Chanyeol memberikan gerakan tangan mengusir-usir Shella keatas. Tempat dress cewek emang diatas. "Cepet. Gak pake lama."
Mbak Rini yang udah disamping senyum-senyum ngeliat muka Shella yang kesel, mereka lagi naik tangga, "Sabar mbak, emang kalo udah deket hari-H itu pasangan jadi lebih mudah emosian."
"Enggak mbak, itu dianya aja yang gak normal. Lagi halangan kali,"
Shella ngenyomot gaun-gaun yang ditunjukin sama pegawai butik. Bagus-bagus semua sih, bingung jadinya dia pilih asal aja yang warna putih.
"Yang ini nih kayaknya cocok buat mbak Shella."
Dia masuk ke ruang ganti yang ada dibalik sebuah tirai dan memakai gaun tersebut dengan bantuan Rini. Setelah selesai, tirai itu terbuka dan terlihat Chanyeol sedang duduk dihadapannya.
"Jelek. Ganti."
Sebuah ide muncul dipikiran Shella buat ngebales kelakuan Chanyeol, dia menoleh kesamping dan tersenyum menatap Rini. "Oke mbak, gak usah nyoba yang lain. Aku pilih yang ini."
"Jangan, terlalu kebuka atasnya ntar lo jadi tontonan orang. Cariin yang lain mbak."
"Eh yang pake gue kok lo yang sewot?"
"Itu kebuka banget bagian dadanya, Shel. Ganti."
"Lah emangnya kenapa? Tegang lo ngeliatnya?"
"Bukan gitu, anjir."

KAMU SEDANG MEMBACA
Endline #PCY
FanfictionChanyeol dan Shella sebelumnya tidak pernah bertemu dan saling mengenal. Mereka hanya dipaksa untuk tinggal serumah, bertatap muka setiap hari, dan memberikan keturunan. Dan keduanya tidak sanggup untuk menjalani itu seumur hidup. Sehingga pada suat...