rewind: sixteen

908 101 54
                                        

Waktu SMA, punya temen banyak itu kayak sebuah simbol popularitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu SMA, punya temen banyak itu kayak sebuah simbol popularitas. Semakin banyak temanmu, maka semakin populer. Shella juga dulu begitu, dia orangnya friendly sehingga mudah menjalin hubungan dengan seseorang, siapa sih yang gak kenal sama Shella waktu SMA? Terkenal karena tergabung dengan geng cewek-cewek cantik di angkatan yang hobi gonta ganti cowo cuma agar Hpnya gak kesepian. Semakin lama, saat Shella masuk kuliah, dia masih berteman dengan banyak orang. Namun, teman alias sahabat dia yang benar-benar dekat hanyalah Keysha dan Gina.

Dulu Shella gampang banget cerita masalah kehidupan pernikahannya sama Chanyeol ke Keysha dan Gina, sampe hal terkecil pun diceritain. Tapi makin kesini, makin Shella sadar, bahwa kita gak bisa membagi masalah rumah tangga kita ke orang lain meskipun sahabat sendiri. Sejelek apapun Chanyeol, atau sejelek apapun Faris, keduanya adalah orang yang kemungkinan besar menjadi pasangan Shella di masa depan, dan Shella gak mau sahabatnya sendiri memandang rendah kepada suaminya nantinya akibat permasalahan seperti ini.

Prioritas teman-temannya juga sudah berbeda, kalau dulu haha-hihi sekarang kan udah kerja sendiri-sendiri. Grup chat emang udah gak serame dulu, ketemu juga jadi lebih jarang, sehingga bisa dibilang meskipun masih belum married, baik Shella, Keysha maupun Gina sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Bingung, ya? Mau cerita ke siapa?

Shella pengennya cerita ke Mama, tapi kalau cerita ke Mama pasti nyampe ke Papa meskipun Shella udah bikin Mama janji buat gak cerita ke Papa. Huhuhu. Kepala Shella jadi penuh dengan pikirannya yang seperti benang kusut ini.

Persinggahannya ke pantai kemarin, hanya melegakan hatinya sesaat, apakah dia harus keluar kota agar gak pusing mikirin ini? Tapi mau ke Bali, ke luar negeri bahkan Cappadocia pun, gak akan menyelesaikan masalah. Mau kemanapun Shella saat ini, ada tali tak kasat mata yang mengikat Shella.

Lucu kalau dipikir, 3 tahun lalu, perasaan dia kacau balau, hingga akhirnya menggunakan alasan lanjut S2 untuk kabur dari Chanyeol. Sekarang, Shella sudah settle dengan kehidupannya, menemukan orang yang tepat untuknya, dan Chanyeol kembali datang untuk menggoyahkannya.

Goyah?

Shella tau tidak seharusnya dia goyah, memberikan kesempatan untuk memikirkan Chanyeol disaat kak Faris udah ada didepan mata. Tapi bagaimanapun, di balik isi hatinya yang terdalam, Chanyeol ada disana. Duduk manis, terkunci rapat, bersama dengan kenangan manis dan pahit yang dia lewati selama 1 tahun.

It supposed to be a joke, pernikahannya kala itu, serta permainan Chanyeol dan Vania untuk membuat Shella cemburu.

And turns out to be real.

Perasaan yang gak seharusnya ada dalam perjanjian di awal menikah, permainan Chanyeol yang terus berlanjut hingga memilih meninggalkan Shella..

"Tok.. tok.. Tok" suara ketukan pintu melambaikan lamunan Shella. Bi Tini muncul di balik pintu, "Non, ada Mas Faris dibawah, mau ketemu."

Shella mengernyitkan dahi, "Emangnya Papa bolehin?"

"Iya Non, tadi saya denger Mas Faris bilang udah lewat seminggu Non Shella gak mau ditemuin."

Shella mendengus, dia masih butuh waktu lebih lama lagi untuk berpikir jernih. Pada akhirnya Shella menyibakkan selimut dan turun dari tempat tidur, ia memakai baju panjangnya sebelum turun ke bawah.

Derik langkah Shella di tangga sudah membuat kak Faris mendongak, "Hei."

"Iya," jawab Shella singkat. Papa masih merokok di teras dan Bi Tini bersih-bersih meja, jadi mereka berdua tak sepenuhnya berduaan.

"Gimana? Udah selesai meditasinya?"

Shella memainkan pergelangan tangannya, mau jawab apa jika pertanyaannya seperti itu? Nyata-nyata Shella bilang masih gak mau ketemu, kak Faris malah pakai jalur dalam.

"Udah makan?"

Shella tak menjawab. Dia malah duduk di sofa namun menatap ke arah berlawanan dengan wajah Faris.

"Bi, dia udah makan?" Kak Faris justru nanya ke Bi Tini yang dijawab anggukan. Bi Tini udah terlalu lama sama Shella untuk mengetahui bahwa dia tak ingin urusannya dicampuri apalagi perihal seperti ini.

"Berasa bicara sama patung nih aku."

Lama tak ada sepatahpun suara, hingga akhirnya nada candaan Faris berubah, "Shel, serius nanya... Apa aku ada salah, Shel? "

Shella masih terdiam. Dia juga bingung, andaikan Kak Faris ada salah yang bisa membuat dirinya marah besar, itu akan lebih baik. Tapi disini semuanya baik-baik aja, Kak Faris gak kenapa-napa, Kak Faris memperlakukan Shella dengan baik, Kak Faris menghormati Shella sebagai seorang perempuan, Kak Faris is enough.

But enough is not for Shella.

Ada sesuatu yang kurang, Shella kurang tau pasti apa itu, tapi ada sesuatu yang menjanggal hingga Shella belum menetapkan hati sepenuhnya terhadap Kak Faris.

Dan ketika Shella mendongak, melihat Kak Faris tak sengaja menyingkap lengan kaosnya, Shella tau apa yang membuatnya tidak yakin.

Hingga akhirnya, Shella mengeluarkan sepatah kata secara spontan yang membuat Faris termangu, botol pembersih terlepas dari tangan Bi Tini, dan Papa terbatuk dengan asap rokoknya.

Hingga akhirnya, Shella mengeluarkan sepatah kata secara spontan yang membuat Faris termangu, botol pembersih terlepas dari tangan Bi Tini, dan Papa terbatuk dengan asap rokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Author note:

Kira-kira, Shella bicara apa ya???


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang