delapan

14.2K 1.7K 45
                                    

Mereka keluar dari gedung utama kedatangan, Chanyeol mendorong trolley koper sementara Shella celingak-celinguk kanan kiri untuk mencari seseorang.

Ah, itu dia.

Ada seorang lelaki yang membawa kertas bertuliskan "Mr. Park Chanyeol."

Chanyeol dan Shella segera menghampirinya, mereka berkenalan lalu orang yang bernama Max ini mengambil alih pegangan koper dan mengantar mereka ke parkiran mobil.

Max adalah orang suruhan Papa yang diberi tanggung jawab untuk menemani mereka selama di Thailand. Max yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata ini kira-kira berumur 25 tahun, yah boleh dikatakan umur mereka tidak terlampau jauh sehingga saling memanggil nama tanpa perlu embel-embel didepannya.

Apakah Shella sudah mengatakan kalau Max itu aslinya orang Indonesia? Dia lama menetap di Thailand semenjak kuliah dan kerja disini, sehingga mereka berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Yang tentunya, membuat mereka sedikit bernapas lega dia tidak perlu bertingkah layaknya orang bodoh menggunakan bahasa tubuh.

"Hari ini kita ke istana Ananta Samakhom dulu ya mas, lalu makan siang dan ke hotel," jelas Max saat sudah di mobil. Segala hal sudah pasti diatur oleh dia mulai dari tempat sampai makanan yang akan dicicipi, namanya juga suruhan Papa.

Max sendiri duduk dikursi depan sementara ada supir disampingnya yang orang asli Thailand, maksudnya disini orang asli adalah yang tidak bisa berbahasa selain bahasa ibunya.

Chanyeol dan Shella duduk dibelakang, pandangan mereka tak lepas dari jendela. Mencoba melihat keunikan ibukota dengan ikon gajah ini, karna dari yang mereka tangkap semenjak mobil keluar dari bandara, adalah kota ini tak jauh bedanya dari Indonesia.

Cuacanya, bangunannya, suasananya, kemacetannya, bahkan merk-merk mobil yang banyak dipakai pun sama.

"Shel, udah kabarin Papa Mama kamu kalo kita udah nyampe?"

Shella langsung merogoh HPnya di kantong dan mengechat di grup keluarga.

Shella Dignita: tes

Shella Dignita: Maaa, Paaaa, aku udah nyampee

Shella Dignita: *sent foto selfie sama Chanyeol di mobil*

Mama: alhamdulillah nak

Papa: hati2 ya disana, gak ada masalah kan?

Shella meneguk ludah. Papanya punya feeling apa gimana ya tadi Shella nyaris dikira imigran gelap.

"Yeol, liat deh." Shella nunjukkin chat dari Papanya di grup keluarga. "Kok bisa ya Papa tau kita ada masalah tadi."

Chanyeol tertawa. "Ikatan batin kali Shel, namanya juga Papa anak."

"Jawab apa nih jadinya?"

"Bilang aja gak ada, ntar Papa kamu khawatir lagi. Pas kita udah pulang baru ceritain."

Sesuai dengan saran Chanyeol, Shella kembali mengetik.

Shella Dignita: gak ada Pa

Papa: ya udah, kalo ada apa-apa langsung kabarin Papa

Trian R.: kak titip oleh-oleh

Mama: Salam sama Chanyeol, nak

Shella Dignita: iya pa, ma, kata Chanyeol walaikumsalam. Salam balik katanya buat Mama.

Shella Dignita: kamu mau apa? Jagain nenek yang bener, jangan main hape mulu

Trian R.: cewe cantik dong kak wkwkwk

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang