tiga puluh dua

10.3K 1.6K 209
                                        

Entah kenapa Shella menjadi lebih pendiam sekarang. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terbatas, udah jarang ngomentarin ini ngomentarin itu.

Apalagi kalo didepan Chanyeol.

Biasanya dia dengan luwes bercerita kepada sosok laki-laki tersebut. Meskipun pernikahan mereka main-main, baik Shella maupun Chanyeol kadang bertukar cerita apalagi Shella yang orangnya family oriented banget, she can't talk everday with her family anymore, so karna Chanyeol yang ditemuinya setiap hari, Shella memilih untuk berbagi kisah dengan Chanyeol.

Bukan sejak pernikahan... awal-awal menyandang gelar suami istri itu, mereka lebih banyak berantem daripada akurnya. Hal itu baru berubah ketika Shella menjalani KKN, keduanya sadar, bahwa mereka ternyata membutuhkan satu sama lain. Chanyeol merasa kesepian, dan Shella merasa tersiksa tidak dapat membagi ceritanya kepada siapapun.

Namun kejadian saat KKN itu jugalah yang membuat pikiran Shella terkacaukan sekarang. Bukan hanya itu, kecupan Chanyeol didahinya yang tiba-tiba saat Shella sedang memasang dasinya, serta tatapan teduh Chanyeol ketika menanyakan parfum apa yang Shella gunakan, membuat dia mengingat kembali apa yang dikatakan Gina.

Ah, sial, kenapa juga dia harus ketemu Gina kemarin.

Dia jadi kepikiran...

Benarkah Chanyeol sekarang punya rasa sama dia?

Kalo jawabannya iya, gimana dengan perjanjian yang mereka buat dulu? Bukannya Chanyeol ya yang duluan inisiatif membuat perjanjian semacam itu?

Kalo jawabannya tidak, Shella kegeeran dong...? Sumpah malu banget kalo ternyata Chanyeol cuma main-main, pengen isengin Shella doang, padahal nyatanya dia emang gak ada rasa sama sekali.

Uh... Shella bener-bener pengen menyalahkan Chanyeol for making her like this...

Sementara Shella, jika dia ditanya apakah ada rasa sama Chanyeol? Dia juga gak tau mau jawab apa...

Yang jelas, dia merasa nyaman dengan keberadaan Chanyeol. Rasanya tenang, ada yang menjaga dia, ada yang memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Seperti malam ini, saat Chanyeol kembali membantu Shella untuk memperbaiki skripsinya. Sudah tiga hari ini mereka stay awake setiap malamnya karna Shella benar-benar ngebut mengerjakannya. Target yang Shella cantumkan adalah dia harus sidang proposal minggu depan. Yang berarti setidaknya minggu ini dia harus kelar bimbingan.

Dan parahnya, saking nekatnya Shella, dia sudah mengirimkan SMS untuk janjian ketemu dengan pembimbing esok pagi sementara skripsinya belum melalui proses editing dan koreksi penulisan sama sekali. Daftar pustaka aja belum dimasukin.

Mana Shella gak ngerti lagi kalo udah masalah mengedit halaman dan daftar isi, beribu-ribu terima kasih harus dia hanturkan kepada Chanyeol yang kembali rela meluangkan waktu tidurnya untuk sekedar mengedit skripsi Shella.

Mereka kembali menjadikan ruang tengah sebagai markas, kertas berhamburan, buku-buku dalam kondisi terbuka, ditambah snack Chanyeol yang bertebaran dimana-mana, serta gelas bekas kopi Chanyeol yang tersisa sedikit. Shella cuman duduk disamping Chanyeol sambil ngeliatin gimana Chanyeol ngedit.

Jam sudah menunjukan pukul 1 malam ketika skripsi Shella selesai difinalisasi lalu diprint dua rangkap dan Shella menyadari satu hal...

Ada tugas Pak Sudiran yang harus dikumpul besok pagi.

Ya allah, Shella mau berkata kasar. Kenapa dia baru inget sekrang sih??? Mana kelasnya jam 7 pagi lagi. Dan yang lebih parah, Pak Sudiran itu old school banget sehingga segala tugasnya harus dikerjain di portofolio dan jawabannya musti panjang-panjang biar dapet nilai minimal B. Orangnya galak btw.

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang