Sore hari selepas pulang kantor, Chanyeol menemukan Shella yang lagi selonjoran di sofa depan TV. Jangan ditanya deh kondisi ruang tengah itu sekarang gimana, TV masih dalam kondisi menyala -meskipun tanpa suara-, buku dan kertas berserakan, sampah kuaci dimana-mana. Yang bertanggung jawab atas itu semua sedang memandang laptop yang ada di pangkuannya tanpa peduli sekitar, bahkan gak sadar bahwa ada yang barusan datang.
Kalo aja Chanyeol iseng, udah dia kagetin si Shella dari belakang.
Tapi nyatanya Chanyeol malah kelewat kasian ngeliat Shella, dia meletakan tas kantor di sofa lalu duduk disamping Shella.
"Assalamualaikum?" ucap Chanyeol.
Shella langsung mendongak dari laptop dan membenarkan duduknya. "Ih! Bikin kaget aja. Waalaikumsalam."
"Tadinya sih mau pake mukena kamu, terus berdiri di sudut dinding." Chanyeol menyampirkan tangannya di sepanjang sandaran sofa sambil terkekeh.
"KAMU KAYAK GITU LANGSUNG AKU TENDANG."
"Takut banget? Oh iya lupa, nonton film horror yang dua dimensi aja udah kayak mau lompat jauh, apakabar liat live actionnya."
Eh malah ketawa dia.
Kesel Shella. Shella cubit lengan Chanyeol. Chanyeolnya merintih kesakitan.
"Masih mau ngejek lagi? Masih?"
"E-eh, gak. Udah. Shel. Aw!" Chanyeol mengusap-usap lengannya. Kuat juga Shella ternyata. Sakit coy.
"Udah deh, masuk aja sana ke kamar. Jangan ganggu aku. Hush!" Shella mengibaskan tangannya dengan gerakan mengusir.
Jadi minggu ini Shella lagi sibuk-sibuknya ngurus skripsi. Iya, beres dengan KKN hidupnya kini dihantui dengan skripsi. Bayangkan kemarin dia cuma mau ngefixin judul skripsinya aja perlu bolak-balik ngadep dosen beberapa kali, giliran udah di acc, semangat buat nyusunnya tiba-tiba menghilang.
Bener-bener deh, skripsi itu emang tergantung niat banget. Kalo niatnya gak ada, ya gak bakal jadi. Karna emang pada dasarnya nyusun skripsi itu gak ada tuntutan, gak kayak tugas-tugas yang selama ini didapat yang ada tenggat waktunya, skripsi itu gak ada deadline. Kadang ada aja pikiran "udah ah, besok aja kerjainnya. Hari ini happy-happy dulu."
Yak gitu aja terus sampai Justin Bieber nyanyi lagu Despacito versi jawa.
Nah, berhubung minggu ini semangat menulis skripsinya itu kembali lagi, Shella menggerakan dirinya dengan gesit buat mengetik bahan-bahan yang diperlukan. Udah deh jangan ditanya, perjuangan dia beberapa hari ini mendem di perpus dengan setumpuk buku tebal dan jurnal sampe diusir petugas perpus karna udah mau tutup. Kadang dia sampai harus berpindah tempat untuk menghindari ngantuk.
"Tadi kemana aja? Kok chat aku gak dibales?" bukannya pergi Chanyeol malah bertanya demikian.
"Habis batrai." jawab Shella singkat tanpa mengalihkan perhatiannya yang telah kembali pada layar laptopnya.
"Di charge dong. Gak bawa powerbank emangnya ke kampus?"
"Iya iya, ntar di charge. Udah ah jangan banyak tanya, aku lagi stress!"
Chanyeol melihat penampilan Shella dari atas hingga bawah, iya, penampilannya agak berantakan, senada dengan kondisi ruang tengah ini. Chanyeol tau Shella lagi sibuk menyelesaikan skripsinya makanya dia gak berniat untuk menganggu lebih lanjut.
"Udah makan?"
"Belom." jawab Shella singkat.
"Jangan bilang kamu belom makan dari siang?" pertanyaan Chanyeol yang dijawab dengan anggukan lemas oleh Shella. Pantesan nih anak yang gak suka nyemil tiba-tiba makan kuaci.

KAMU SEDANG MEMBACA
Endline #PCY
FanfictionChanyeol dan Shella sebelumnya tidak pernah bertemu dan saling mengenal. Mereka hanya dipaksa untuk tinggal serumah, bertatap muka setiap hari, dan memberikan keturunan. Dan keduanya tidak sanggup untuk menjalani itu seumur hidup. Sehingga pada suat...