Chanyeol dan Shella sebelumnya tidak pernah bertemu dan saling mengenal. Mereka hanya dipaksa untuk tinggal serumah, bertatap muka setiap hari, dan memberikan keturunan. Dan keduanya tidak sanggup untuk menjalani itu seumur hidup.
Sehingga pada suat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trian muncul didepan kamar Shella dengan pukulan yang keras di daun pintu yang membuat Shella hampir saja tersedak minumannya. "KAKAK TADI DIANTER KAK CHANYEOL?????"
"Emang kenapa?"
"Bener nih, berarti? Bener?" Kemudian Shella menceritakan penyebab dia bisa diantar Chanyeol pulang.
"Wah, perkembangan yang pesatttt." Senyum sumrigah terbentuk dibibir Trian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Perkembangan, perkembangan," gerutu Shella. "Sana! Kakak mau mandi!"
Selepas Trian pergi dengan menarikan tarian salsa, Shella menyiapkan baju tidurnya untuk dibawa ke kamar mandi. Adiknya itu masih saja begitu, suka pada Chanyeol hingga mengunggulkannya dibanding Faris. Ternyata benar bahwa pernikahan itu bukan cuma melibatkan dua orang, tapi melibatkan kedua keluarga. Sesusah-susahnya Shella move on, rupanya lebih susah Trian untuk move on dari Chanyeol.
Sementara bagi Shella, kehadiran Chanyeol di mobilnya tadi membuat perasaannya campur aduk. Coba pikirkan, setelah hampir tiga tahun, sosok yang berusaha dilupakannya itu kembali hadir disampingnya, menyetir mobilnya. Seakan-akan keseharian tiga tahun lalu itu terulang kembali. Untung Allah membuat detak jantung tak terdengar sampe keluar, karna dia benar-benar merasa akan meledak melihat Chanyeol tadi.
Tapi sesungguhnya ada rasa lain lebih mendominasi. Karna selama di mobil tadi, Chanyeol berbicara seakan-akan dia orang paling bijak sedunia, mengatakan Shella harus begini begitu, dan lebih nampak seperti Mario Teguh.
Like, apa ya... ya udahlah? Gak usah ngomong Shella seharusnya begini, Shella seharusnya begitu, kalau kamu sendiri gak menjalankan peran suami yang seharusnya dulu.
Seharusnya kamu gak sama Vania, kan?
Seharusnya kamu gak ngajak aku cerai di hari yang sama saat nenek aku meninggalkan?
Ah, jadi membuka luka masa lalu. Shella jadi malas. Lebih baik dia mengeringkan rambut dengan hair dryer lalu turun untuk makan malam.
Sudah ada Mama, Papa dan Trian di meja makan. Shella mengambil nasi untuk ditaruh dipiring. Biasanya, makan malam menjadi ajang pertemuan bagi keluarga mereka untuk berbagi cerita bagaimana menjalani hari-hari. Trian tentunya lebih punya banyak cerita untuk diceritakan dari kampusnya. Mulai dari dosennya yang menyebalkan, seniornya yang kurang ajar, sampe ke gossip-gossip terhangat kampus. Cuma satu hal yang gak diceritakannya, tentang cewe-cewe. Shella yakin Trian punya cewe atau at least pdkt sama seseorang karna ya gak mungkin gak sih secara dia udah kuliah dan dia suka tiba-tiba gak ada di rumah? Ok lupakan itu, karna Trian benar-benar anti cerita masalah cewe terkhususnya kepadanya, kekhawatiran Shella itu didefiniskan sebagai "kakak posesif" bagi Trian.