empat puluh lima

8.3K 1.5K 662
                                    

Pada akhirnya, Chanyeol dan Shella bersama-sama pergi ke rumah Papa esok harinya. Shella sudah mewanti-wanti, Papa tidak akan membiarkan begitu saja seorang laki-laki menyakiti anak perempuannya. Terlebih semenjak kecil, Shella sebagai anak perempuan satu-satunya di keluarga ini begitu dijaga. Sewaktu masih sekolah, diawal tahun ajaran Papa selalu mendaftar nama serta biodata teman sekelas Shella, sehingga jika ada yang berani macam-macam dengan anaknya, Papa akan membuat orangtuanya tidak bisa tidur dengan tenang dan datang langsung kepada Shella untuk meminta maaf.

Disisi lain, itu juga yang membuat Shella merasa terbatas saat bercerita tentang pacarnya semasa SMA. Takut akan balasan yang diberikan Papa kepada pacarnya sewaktu-waktu melakukan kesalahan, membuat Shella terus menerus menceritakan yang baik-baik kepada Papa dan Mama. Dia habis bantuin aku ngerjain tugas, dia yang kasih coklat ini, dia gantiin aku piket, semua kebaikan yang dia lakukan. Hingga saat Shella putus sama mantannya, dia baru berani menceritakan itu kepada Papa dua bulan setelahnya sambil berharap cemas agar anak orang tidak diapa-apain.

Entah apa yang akan terjadi pada Chanyeol nanti... yang jelas Shella sudah membicarakan ini padanya. Dan yang terpenting, bahwa Chanyeol harus menerima apapun yang akan terjadi karna ini murni kesalahannya sendiri, kecorobohannya, kebodohannya, tanpa sedikitpun campur tangan Shella didalamnya.

Mungkin Chanyeol bisa berlagak tenang, tapi dia tak bisa menyembunyikani kegugupannya karna sudah tak terhitung desahan napasnya keluar semenjak menginjak gas dari parkiran apartemen.

Shella jadi kasihan sama Chanyeol.. Kalau saja dia tidak ketahuan di undangan kemarin, pasti tidak akan kejadian begini. Dari kaca besar, mata Shella memandangan jalan raya, namun yang ada dalam penglihatannya, mereka sedang menuju perpecahan antar keluarga.

Om Risyad.. Tante Vera.. Apa kabar mereka jika tau hubungan mereka begini? Selama ini Chanyeol dan Shella terlihat adem-adem aja. Gak bakal ada yang mengira kalau Chanyeol selingkuh dan Shella 'terlihat' baik-baik saja dengan kondisi itu. Sampai sekarang juga gak ada yang tau kalau mereka berdua telah membuat kesepakatan setelah 2 tahun pernikahan akan bercerai.

Shella ikut menghembuskan napas panjang saat mereka sampai didepan pagar rumah Papa, "Kamu yang kuat, ya."

Chanyeol membalas mengangguk.

Ketika pintu rumah dibuka, Bi Tini mempersilahkan keduanya masuk. "Eh, non Shella, udah ditunggu Ibu didalam."

Keduanya melepas alas kaki dan memasuki rumah bercat krem yang berukuran besar tersebut, tampak Mama yang baru saja mematikan televisi setelah melihat kedatangan Shella.

"Ma," Shella langsung datang menyalimi tangan Mamanya, diikuti Chanyeol.

"Enakan di rumah gede gini kan daripada sempit-sempitan di apartemen?" canda Shella.

"Kemarin Bi Tini sampai lupa muka Mama waktu Mama pulang." Bi Tini yang masih berada disana ikut tertawa. "Mama tetap suka walaupun rumah kamu tiga kali empat meter, asal sama anak mama yang Mama sayang ini." Mama mengelus-elus puncak kepala Shella.

Saat Mama menyadari Chanyeol ternyata masih ada disebelah Shella, aura muka Mama langsung berubah dan menunjuk pintu kamar menggunakan matanya. "Ditunggu sama Papa didalam."

Karena masih menunduk dan tidak melihat tatapan Mamanya, Shella berkata, "Eh iya, Ma."

"Engga, Nak. Chanyeol aja."

Keduanya saling bertatapan, benar bukan yang dibilang Shella bahwa Papa hanya ingin bertemu dengannya. Chanyeol daritadi tetap kekeuh bagaimanapun caranya mereka harus mengkondisikan agar menjawab pertanyaan dari Papa bersama. Namun saat ini, saat Chanyeol melangkah menuju kamar Papa, Shella tidak menemukan satu keraguan pun dari wajah Chanyeol. Dia masuk ke kamar utama dengan mantap, seolah-olah tidak pernah memaksa Shella untuk datang bersamanya.

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang