rewind: six

6.4K 1.1K 235
                                        

Shella refleks melempar Hpnya keatas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shella refleks melempar Hpnya keatas ranjang. Seolah laba-laba baru saja mengerayangi tangannya, Shella menatap horror Hpnya itu. Ada... angin apa sampai Chanyeol mengSMSnya? Kebetulan apa yang tercipta di hari ini saat dia memikirkan orang tersebut lalu namanya tiba-tiba muncul di Hp Shella?

Dan yang terpenting, Shella telah mengganti nomor Hp. Lalu dari mana Chanyeol mendapatkan nomornya?

Cepat-cepat Shella mengenakan baju dan mengeringkan rambut. Shella segera turun ke lantai bawah untuk meminta makan malam dengan Bibi. Melupakan Hpnya, dengan menonton TV yang ada di ruang tengah. Tanpa sadar, Shella menggigit jarinya, tak fokus dengan acara yang sedang dia tonton.

Saat Bi Tini memanggilnya, Shella langsung makan malam dengan diam. Mama Papa sedang keluar kota dan Trian belum pulang dari kampus.

"Bi, tadi Bibi ada berdoa apa?"

Bi Tini dengan malu-malu menjawab, "Sebelum masak tadi habis kirim Yasin buat nenek, Non."

"Bukan, maksud saya—" Shella menghentikan ucapannya. "Bi, maaf saya gak bisa habis makannya. Bukan masakannya gak enak, tapi saya tiba-tiba kehilangan nafsu makan, Bi."

"Non, lagi sakit...?" tanya Bi Tini dengan khawatir.

"Engga kok, Bi. Saya keatas ya. Makasih Bi."

Shella melangkahkan kakinya keatas sambil memijit-mijit kening. Mencoba melakukan self-control pada dirinya, bersikap tenang, dan menganggap hal itu biasa saja.

Breath Shella, Breath...

Mungkin Chanyeol ingin mengundang kamu ke acara tasmiyahan anak kedua, dia gak enak kalo gak ngundang kamu karna udah tau kamu disini...

Atau mungkin Chanyeol hanya sekedar ingin menanyakan perihal perusahaanmu karna tertarik menjadi investor...

Shella menarik napas, dan mengeluarkannya dengan perlahan. Trying to have positive thinking as possibly as she could.

Dengan hati-hati, Shella mengambil Hpnya yang dilempar dengan sembarang di atas ranjang tadi. Melihat notification yang rupanya sedari tadi ada Kak Faris yang telah mengechat menanyakan kabar dia sudah sampai di rumah apa belum.

Rasanya Shella ingin menangis dan menelpon Kak Faris ketimbang membalas chatnya. Dia ingin mendengar suara Kak Faris.

"Halo?"

"Aku udah di rumah, kok."

"Oke. Tumben kamu nelpon?"

"Gapapa, Kak. Lagi males ngetik aja..."

"Alesan kamu, Shel. Bilang aja kangen. Ya, kan?"

Shella tertawa kecil, pilihan menelpon Kak Faris rupanya hal yang tepat. Dia menjadi lebih relaks. "Ge-er."

Terdengar suara ketikan keyboard laptop, Kak Faris sepertinya sedang mengerjakan sesuatu sampai lupa bahwa keheningan tercipta setelah Shella mengucapkan kata terakhirnya.

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang