empat puluh dua

7.9K 1.3K 222
                                        

It was a moment after sidang proposal Keysha.

Shella, Keysha, dan Gina menikmati gelato di kedai es krim favorite mereka. Awalnya rencana menghabiskan waktu di tempat ini bertujuan melepas lelah, setelah mendapatkan nilai A dari penguji beralih menjadi perayaan kesuksesan bagi Keysha.

"Asik di traktir, buruan lo sidang hasil biar ada traktiran edisi kedua. Makan berat ya tapi, jangan dessert gini doang, hahaha."

"Edisi keduanya lo kali Gin, kan minggu depan lo sidang." Keysha melahap gelato green tea-nya. "Makan berat. Oke."

"Enak ajaaa. Duit gue udah lenyap ngasih makan penguji ama penonton, harus ngasih kalian makan yang berat-berat lagi."

"Pelit amat sama temen sendiri. Cuma dua orang lagian, huh."

"Gini-gini deh, kelar sidang proposal traktiran yang murah-murah. Kalo sidang hasil kan udah lepas tuh semua beban, terus traktiran makan berat. Deal?"

"DEAL." Ucap Keysha sambil mengulurkan tangannya pada Gina. Saat tubuhnya condong kepada Shella untuk melakukan yang sama, pergerakannya seketika terhenti.

Rupanya sedari tadi Shella tidak terlibat percakapan Keysha dan Gina, raganya bersama mereka tapi jiwanya melayang entah kemana. Dia memain-mainkan sendok menelusuri cup es krim yang telah habis.

Keysha saling bertatapan dengan Gina sebelum membuyarkan Shella dari lamunannya. "Shel, mau lagi?"

"Eh, engga kok, udah."

"Mau coba punya gue?" Gina menyodorkan es krimnya yang masih setengah penuh. Bukan dia yang lambat, namun Shella terlampau cepat makannya.

"No, thanks," tolak Shella halus. Diiringi dengan suara perut Shella yang meraung.

Kedua teman didepannya tertawa. "Pantes diem. Gue kira kenapa, ternyata laper."

"Habis ini mie pangsit pak budi yuk? Gue kepengen dari kemarin nih." Ucap Shella sambil mengelus-elus perut. Mengalihkan kedua temannya dari berpikiran yang engga-engga, tawa yang seharusnya ada jangan sampai menjadi tangis.

"Ngidam lo, Shel?" Gina terbelalak.

"..."

"Diam berarti iya," tukas Keysha.

"Engga ih, lagi kepengen aja. Udah cepet abisin es krimnya."

Pikiran Shella lagi kalut, atas apa yang terjadi beberapa hari lalu membuat dia uring-uringan. Chanyeol gak ada membahas ulang tentang kejadian dia dan Vania yang menjemput Shella di kampus, membuat Shella juga urung menanyakannya.

Shella is not a big fan of kuliner. Tapi kalo udah banyak pikiran, makanan adalah penghibur sejatinya.

Mie pangsit andalannya ini sebagai pengobat hatinya dikala sakit. Sakit dalam arti sebenarnya dan kiasan. Pernah suatu hari Shella mengajak Chanyeol ke tempat ini sepulang kampus, waktu cuaca sedang dingin-dinginnya karna hujan. Keduanya sepakat bahwa mie pangsit merupakan penghangat tubuh terbaik. Asik bercerita, Chanyeol dengan pekerjaannya, Shella dengan masalah kampusnya, mereka menunggu ditempat ini sampai hujan reda. Tiga jam mereka bertahan ditempat sederhana yang dibangun dari kayu ini, kendaraan yang digunakan adalah mobil namun mereka seolah-olah menggunakan motor yang sedang terjebak hujan padahal hanya ingin menghabiskan waktu bersama.

Langit seakan paham dengan perasaan Shella, rintik hujan dia turunkan lagi. Membuat memori yang telah lalu seakan nyata kembali.

Shella duduk di kursi yang sama, memandang hujan yang membasahi jalan dengan pemandangan yang sama. Perbedaannya adalah, yang kini berada dihadapannya adalah Gina dan Keysha. Bukan sosok tinggi dengan rambut hitam yang sesekali menyisirkan rambutnya keatas.

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang