rewind: nine

6.8K 818 228
                                        

we hide behind the human conditionof making mistakesusing imperfection as an excuseto hurt those who love usexpecting things to go backto how they once wereafter apologizing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

we hide behind the human condition
of making mistakes
using imperfection as an excuse
to hurt those who love us
expecting things to go back
to how they once were
after apologizing


-r.h. Sin

"Trian!!!" Teriakan Shella sudah menggema dilorong lantai dua, pintu kamar yang untung tidak terkunci menampilkan Trian yang masih tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Trian!!!" Teriakan Shella sudah menggema dilorong lantai dua, pintu kamar yang untung tidak terkunci menampilkan Trian yang masih tertidur pulas. Sebuah helaan napas syukur keluar dari mulut Shella, walaupun suka gak bener, adiknya itu menuruti perkataan Shella hari ini. Shella menyibakkan selimutnya untuk membangunkan adik tersayangnya itu, "Ayo bangunnnn!! Katanya mau jogging sama kakak??"

Trian membalas dengan gumaman lalu merubah posisi tidurnya menjadi kehadapan dinding, "Aku ga ada bilang iya tuh," ucapnya sambil meraih guling untuk dipeluk. Tanpa selimut pun dia tetap bisa tidur pulas.

Gimana Shella gak geram mendengarnya, pasalnya dia sudah mandi, berpakaian lengkap, celana training, dan kaos kaki khusus olahraga. Ya meskipun sebenarnya gak harus gitu-gitu amat, jogging masih menjadi hal yang 'spesial' bagi dia.

"Triannnnnnn," Shella menggoyang-goyang pundak adik semata wayangnya itu, hingga pada akhirnya Trian pun menyerah dan bangkit ke kamar mandi. Shella menunggu di sofa bawah sambil berpangku kaki, jemarinya menelusuri aplikasi LINE untuk melihat berita headline today. Perkembangan berita sekarang begitu cepat tersampaikan, sampai-sampai Shella gak perlu baca koran yang informasinya telat sehari tersebut. Dia ingat sewaktu masih SD Mama pernah bilang, suatu hari nanti kalo telponan kita gak perlu pakai pulsa. Dan ternyata bener, aplikasi chat yang kini digunakan khalayak luas udah gak memerlukan pulsa. Istilahnya, dengan wifi pun, sekarang manusia tetep hidup.

Trian belum kunjung turun juga sampai Shella selesai membaca berita, dia bangkit untuk meminum segelas air putih. Balik dari tempat dispenser, sudah ada Trian yang membuka tudung makanan. "Sisa makanan semalem gak ada ya?"

"Aduh kan kita mau jogging, Yan. No meals before sports! Nanti jadinya muntah."

"Ya udah ya udah," Trian melirik malas lalu berjalan ke pintu depan duluan.

Sifat adiknya itu berubah menjadi pembangkang jika itu sudah berurusan dengan Chanyeol, namun hari ini begitu senang hati Shella karna adiknya kembali menjadi penurut. Tangannya mengacak-acak rambut Trian, tak bisa menahan diri yang gemas melihat adiknya seperti 10 tahun yang lalu. Masih kecil, imut, belum setinggi ini, apa-apa minta tolongnya sama Shella. Kerjain PR juga sama Shella.

Endline #PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang