Chapter 4

13.8K 475 8
                                    

-Mona-

-2 tahun kemudian-

"Apa kau Mona? Namaku Adli" pria itu mengulurkan tangannya.

Aku menerima uluran tangannya.

"Aku sekretaris di tempat ini. Tuan ingin bertemu dengan Akuntan barunya. Silahkan masuk" ujar pria bernama Adli itu.

"Terima kasih" jawabku.

Aku berjalan memasuki ruangan direktur dan Adli dibelakangku.

Aku masuk ke tempat ini atas rekomendasi dari bibi. Tempat ini membutuhkan seorang akuntan. Kebetulan 2 tahun yang lalu aku melanjutkan kuliahku yang sempat terhenti. Dengan biaya dari paman dan bibi aku mendapatkan gelar sarjana akuntansi.

Aku melihat seorang pria dengan bahu lebar duduk sembari tertunduk dan membaca mapnya. Aku merasa tidak asing dengan wajah bos dihadapanku ini. Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Dimana?

"Silahkan duduk" ujarnya mempersilahkanku duduk di kursi dihadapannya.

Ia sibuk melihat surat lamaran yang aku berikan saat melamar pekerjaan disini.

"Mona Talwar. Umurmu 22 tahun dan kau lulusan Akuntansi,Sarjana Akuntansi" ujarnya sembari melihat daftar riwayat hidupku. "Apa yang kau bisa berikan dikantor ini?" tanyanya masih sembari melihat berkas lamaran pekerjaanku.

"Saya akan membantu Mall ini menjadi lebih baik dengan perhitungan akuntansi yang baik pula" jawabku.

"Apa kau bisa memegang omonganmu?" tanyanya.

"Tentu" jawabku percaya diri.

Astaga aku berani bersumpah wajahnya sangat famili...

Aku ingat!!! Dia pria sombong itu.. Dia pria sombong itu...

Pria itu menatapku dengan tatapan tajam. Apa itu menandakan ia mengenalku? Ya tuhan bantu aku.. Jantungku berdegup kencang 2 kali.

"Kurasa..." ujarnya.

Astaga dia mengenalku. Dia mengenalku.

"Hmmm.. Begini..." aku merasa gugup.

"Mona Talwar.. Si selendang merah"

Bukannya terkejut mendengarnya aku malah sedikit ketakutan. Apa dia akan memecatku? Gawatttt!! Jangan sampai ia memecatku karena masalah pribadi.

"Pak Adli. Bawa dia keruangannya"

Aku menatap kearahnya,tidak percaya dengan apa yang ia katakan. Ia tidak memecatku. Dia menerimaku.

"Selamat datang dan selamat bergabung dengan.. Kami"

Dia mengatakannya sembari tersenyum. Senyuman apa itu? Apa yang.. Kenapa aku sangat curiga dengan senyumannya yang baru pertama kali aku lihat itu?

Dengan gugup aku bangkit dari dudukku dan berjalan keluar dengan pak Adli. Sesekali aku menoleh kebelakang. Ia masih menatapku dengan senyuman mencurigakannya.

Aku berjalan menuju ruangan khusus akuntan.

"Pak Adli.. Saya mau tanya. Apa.. Tuan itu selalu tersenyum seperti itu?" tanyaku.

"Sepertinya nona pernah bertemu sebelumnya dengan tuan Malik"

Ohh jadi nama pria sombong itu Malik.

"Terjadi beberapa insiden diantara kami. Dan.. Pak adli jangan memanggilku nona. Panggil saja Mona. Bapak lebih tua dariku.. Sepertinya" ujarku.

Pak Adli tertawa kecil mendengarnya. "Baiklah. Mona.. Tuan Malik adalah seseorang yang pelit senyum. Jika ia tersenyum berarti ada sesuatu"

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang