Chapter 5

11.9K 430 2
                                    

-Malik-

Aku masuk kedalam ruanganku dengan amarah.

"Kenapa tidak ada satupun karyawan yang becus. Melakukan pekerjaan simple saja tidak bisa" gerutuku sembari melempar map berisi fotocopyan dari Mona Talwar.

"Beri mereka kesempatan"

Aku membalikkan tubuhku dan menatap pak Adli. Pak Adli lebih tua dariku, umurnya 30 tahun. Mungkin itu alasan ia bisa memahami sifatku. Terlebih pak Adli sudah mengabdi denganku lebih dari 5 tahun.

"Tapi kalau hanya untuk masalah kecil saja mereka tidak bisa lalu.. Apa yang mereka lakukan selama ini?" protesku.

"Mungkin mereka melewatkan bagian itu saat melakukan penyelidikan di setiap toko" jawab pak Adli.

"Apapun alasan mereka aku tidak bisa menerimanya dengan mudah. Alasan mereka terlalu klasik. Sangat sering mereka gunakan" ujarku.

Aku duduk di kursiku dan menekan tombol 5. Tombol yang mengarah langsung kepada Mona Talwar.

"Akuntan Sofia"

Kenapa yang menjawab Sofia? Dimana Mona?

"Kenapa kau yang menjawab? Dimana Mona?" tanyaku.

"Maaf tuan ini jam istirahat jadi akuntan Mona sedang berkeliling melihat suasana tempatnya bekerja"

"Jika dia kembali katakan bahwa aku memintanya ke ruanganku"

"Ya tuan"

Aku segera menutup telponnya.

"Apa ada masalah sampai tuan memanggil Mona?" tanya pak Adli.

"Tidak. Aku hanya ingin dia segera menyiapkan laporan keuangan bulan lalu"

"Bukankah bulan lalu sudah kita buat?" tanya pak Adli.

Aku teringat saat melihat Mona memfotocopy laporan bulan lalu. Ia terlihat bingung dengan hasil laporannya. Ekspresi diwajahnya menjelaskan segalanya.

Melihatnya seperti itu aku jadi sedikit curiga dengan laporan keuangannya. Mungkin karena aku berasal dari magister ekonomi bisnis jadi aku kurang mengerti tentang perhitungan akuntansi.

"Apa tuan memikirkan sesuatu?" tanya pak Adli.

"Ah tidak. Pak Adli boleh kembali keruangan" ujarku.

Pak Adli mengangguk dan pergi dari sana.

Ya tuhan aku tidak bisa menunggu Mona lebih lama. Aku beranjak untuk mencari Mona.

Saat aku membuka pintu tepat saat Mona di depan ruanganku dan hendak mengetuk pintu.

"Apa tuan hendak pergi?" tanya Mona.

"Kemana saja kau? Masuk"

Aku kembali dan duduk dikursiku.

"Silahkan duduk" ujarku sembari mempersilahkannya duduk di kursi yang ada dihadapanku.

Mona duduk dengan keraguan diwajahnya.

"Ada apa tuan memanggilku?" tanyanya.

"Katakan kepadaku, saat kau memfotocopy laporan keuangan bulan lalu.. Apa yang kau lihat?"

Mona terlihat terkejut dengan pertanyaanku.

"Katakan dengan jujur" perintahku.

"Saya tidak tau.. Entah saya yang salah atau.. Tapi laporan keuangan bulan kemarin semua tidak balance. Mulai dari harta perusahaan hingga kewajiban perusahaan"

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang