Chapter 13

8.9K 315 0
                                    

-Mona-

Aku bangun dari tidurku. Tidurku sangat nyenyak malam ini bahkan aku bermimpi indah.

Aku membuka pintu teras kamar dan berdiri di teras sembari meregangkan otot di tubuhku.

Langit begitu cerah. Aku akan membersihkan diri dan bersiap untuk bekerja.

***

Selesai mandi aku kebawah menuju dapur dan tak sengaja melihat ibu Malik sedang memasak.

"Bisa saya bantu?" tanyaku sembari berjalan mendekat.

Nyonya Khan menoleh. "Ahh tidak perlu. Kau cepat sekali bangunnya"

"Apa dirumah ini tidak ada yang bangun seperti yang nyonya lakukan?" tanyaku.

"Dirumah ini ada 2 anak dewasa tapi tingkah mereka seperti anak kecil. Bertengkar saat bangun" jawab nyonya Khan sembari tersenyum lebar.

Ibunya sangat murah senyum tapi anaknya... Dia cuman bisa marah-marah.

"Malik!!!!!!!!"

Aku terkejut mendengar teriakan dari lantai 2. Aku dan nyonya Khan saling menatap, lalu kami pergi menuju sumber suara.

Pas kami tiba..

"Ada apa kakak?!" tanya Malik dengan kesal.

"Aku memanggilmu dari tadi kenapa kau tidak keluar?!" marah kak Rani, kakaknya Malik.

"Aku ada di kamar mandi, aku sedang mandi. Aku sudah teriak ada apa, ada apa tapi kakak yang tidak menjawab pertanyaanku! Mana mungkin aku keluar dalam keadaan tubuhku penuh sabun?"

Ohhh jadi itu alasan kenapa sekarang Malik berada di depan kamarnya dengan rambut yang basah, tubuh yang bertelanjang dada.. Memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang six pack dan.. Dia hanya menggunakan handuk yang di lilit di pingganya.

Saat aku sedang melihat tubuhnya yang tinggi dan ideal itu, tanpa aku sadar ia juga melihatku.

"Kenapa kau menatapku?"

Ya tuhan.. Aku ketangkap basah.

"Si-siapa yang melihatmu?" tanyaku dengan sedikit grogi.

"Apa kau baru pertama kali melihat cowok dengan tubuh ideal sepertiku ini? Ahhh kau pasti merasa kagum akan tubuh idealku" ejek Malik.

"Kalau bicara yang benar. Kau fikir hanya dengan tubuh bagus itu cukup?"

"Tentu saja" jawabnya dengan sombong.

Aku kehabisan kata-kata. Darimana datangnya pria sombong tak tau diri ini.

Ya tuhan dia memberikan senyuman mengejek kepadaku. Lihat wajahnya itu. Ingin ku cubit pipinya itu sampai merah.

Tapi tunggu.. Apa yang kufikirkan? Mencubitnya? Ihhhhhh apa yang sebenarnya terjadi dengan kepalaku.

"Ya sudah. Katakan kak, ada apa?" tanya Malik dengan tenang.

"Hah? Oh.. Aku mau meminjam mobilmu" jawab kak Rani.

"Mobilku? Memangnya mobil kakak ipar kenapa?" tanya Malik.

"Mobilku rusak. Lihat" kakak ipar Malik datang dan menunjukkan semacam selang berukuran besar.

"Kenapa bisa... Apa kakak ipar memperbaikinya seorang diri?" tanya Malik.

"Mau bagaimana lagi? Montir belum ada yang bangun jam setengah 7 seperti ini" jawab kakak ipar Malik.

"Tapi mobil aku mau dibawa supir untuk mengantar Mona pulang"

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang