Chapter 72

3.7K 123 3
                                    

-Malik-

6 bulan kemudian.

Sidang pak Adli berlangsung dengan tegang. Rohan menjadi pengacara keluarga kami.

"Berdasarkan bukti yang telah diterima, terdakwa Adli dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan pembunuhan berencana yang menimbulkan banyak korban. Dengan ini kami, hakim memutuskan untuk mendakwa terdakwa dengan hukuman mati"

Tok tok tok

Keputusan telah dibuat. Aku merasa lega mendengarnya. Dia harus menuai apa yang telah ia tanam.

Mungkin hatiku merasa lega tapi.. Aku menoleh kearah tempat duduk didekat pintu keluar. Seorang gadis muda sedang menangis tersedu-sedu bersama seorang wanita tua disampingnya.

***

Semua orang sudah keluar dari ruang pengadilan. Hanya aku yang berada dalam pemikiran ku sendiri yang masih berada didalam.

Seseorang menyentuh bahuku. Ia duduk disampingku.

"Kau baik-baik saja? Sejak tadi kau hanya terdiam"

Aku menggenggam jemari yang berada diatas bahuku.

"Aku baik-baik saja" jawabku tanpa menoleh kearahnya.

"Apa sesuatu mengganggu mu?"

Aku menoleh kearahnya. Mona menatapku dengan khawatir.

"Kemarin aku bertemu pak Adli" ujarku.

Mona terkejut mendengarnya. "Untuk apa?"

FLASHBACK
Aku duduk didepan kaca yang memisahkan antara aku dengan pak Adli.

"Mau apa kau memanggilku kemari?" ketusku.

"Seberapapun besarnya kau membenciku, kau tetap datang"

"Hanya karena aku penasaran. Apakah aku harus mengkasihanimu atau.. Menertawakanmu?" ketusku.

Pak Adli tersenyum. "Ini memang tidak masuk akal. Sebenarnya aku sudah tau jawabanmu nanti tapi.. Aku tetap harus mencobanya bukan?"

Aku hanya terdiam. Sebenarnya apa yang orang ini inginkan? Kenapa ia mau bertemu denganku disaat ia seharusnya berdoa untuk keselamatannya besok dipersidangan.

"Aku mau kau membantu anakku"

Aku terkejut mendengar ucapannya.

"Kenapa aku harus membantumu? Aku tidak punya hubungan denganmu. Bahkan sekalipun jika kita punya, itu hanya sebuah permusuhan" jawabku.

"Aku mempercayai mu untuk membantu anakku. Aku yakin dia aman bersamamu" ujar pak Adli.

"Aman? Ayahnya telah membunuh ayahku, bagaimana bisa kau berfikir anakmu aman bersamaku?"

"Karena jika kau memang ingin membalas rasa sakit mu kepadanya maka.. Saat kau datang kerumahku malam itu untuk mencari ku.. Kau akan menyandra anakku untuk menukarnya dengan Mona yang sedang kusandra. Tapi kau tidak melakukan kejahatan itu"

Memang benar. Sebelum aku pergi menyelamatkan Mona, aku sempat kerumah pak Adli untuk memastikan apakah pak Adli dibalik penculikan Mona atau tidak.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang