Chapter 21

6.2K 231 0
                                    

-Penulis-

7 jam sebelum kejadian didepan lift

Malik segera masuk kedalam ruangannya setelah bertemu Mona. Malik merasa panas dan salah tingkah.

"Astaga apa yang dia katakan? Aku tampan? Tapi apa dia baru tau hal itu? Aku memang tampan sejak lama" ujar Malik sembari melihat dirinya didepan cermin diruangannya.

Tiba-tiba Malik tersenyum lebar sembari mengingat perkataan Mona. "Dia benar-benar sesuatu. Wanita yang cukup berani"

"Sudah lama saya tidak melihat senyuman itu"

Malik menoleh dan melihat pak Adli disampingnya.

"Pak Adli. Anda sudah kembali? Bagaimana keadaan bapak?" tanya Malik.

"Saya semakin membaik" jawab pak Adli dengan ramah.

"Jika butuh sesuatu katakan saja. Saya akan membantu"

Pak Adli menjawab perkataan Malik dengan senyuman.

Selama berjam-jam semuanya melalukan pekerjaan masing-masing, termasuk Malik.

KRIIINGGGG

Handphone Malik berdering.

"Kenapa Giant Compamy menelpon?" Malik mengangkat telponnya. "Ya?"

"Pak Malik, kami dari Giant Company. Mengenai surat kerjasama yang bapak kirimkan lewat fax kemarin, bisa kita bicarakan hari ini?"

"Tentu. Silahkan datang ke tempat saya. Kita akan makan siang bersama"
"Baik pak. Kami akan segera kesana"

Malik menutup telponnya. Ia segera bersiap bertemu calon partner, dia merapihkan mejanya dan berdiri didepan cermin untuk merapihkan pakaiannya. Lalu dia melihat rambutnya yang masing tidak rapih.

"Tidak mungkin aku bertemu mereka dengan rambut seperti ini" ujar Malik. Ia teringat akan gel rambut yang biasa ia gunakan. Ia mengambilnya dari laci meja dan memakainya.

Tok tok tok

"Masuk" perintah Malik.

"Giant Company sudah tiba" ujar pak Adli.

"Cepat sekali. Kalau begitu kita segera kesana" ujar Malik.

Malik terkejut melihat Mona bersama Anjeli berdiri didepan pintu lift. Langkah Malik sempat terhenti dan ia merasa seperti orang kebingungan.

"Apa ada masalah tuan?" tanya pak Adli.

"Hah? ah tidak.. Mari" jawab Malik.

Malik dan Mona berdiri berdampingan. Dan saat pintu lift terbuka mereka semua masuk kedalam. Diwaktu yang bersamaan Sonia keluar dari lift lain.

Sonia berjalan menuju ruangan Malik.

"Dimana Malik?" tanya Sonia kepada salah satu karyawan yang lewat, James.

"Baru saja beliau keluar" jawab James.

"Terimakasih" balas Sonia.

Akhirnya Sonia memutuskan untuk menunggu Malik diruangannya. Sonia berjalan disekeliling ruangan. Ia duduk dikursi Malik dan membuka lacinya.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang