-Mona-
Entah kenapa aku merasa tidak suka jika wanita bernama Sonia itu bersikap seperti itu. Dia memaksakan kehendaknya kepada Malik.
Aku melangkah mendekati mereka. Aku menggenggam tangan Malik yang Sonia genggam, dan aku melepaskan genggaman Sonia dari tangan Malik.
Terlihat Sonia tidak menyukai perbuatanku.
"Kau harus melepaskannya" ujarku.
"Memangnya siapa kau berani berkata seperti itu?" tanya Sonia dengan kesal.
Aku menunjukkan cincin yang melingkar dijariku. "Aku.. Tunangannya"
Mulai terdengar suara gumaman orang-orang yang sedang menyaksikan kami. Sonia semakin geram menatapku. Aku takut jika Sonia lepas kendali dan memukulku.
"Kau fikir aku akan percaya dengan cincin palsumu itu?" amarah Sonia memuncak.
"Kau fikir ini palsu? Cincin ini milik keluarganya. Dia hanya akan memberikannya kepada orang yang akan dia nikahi"
Sonia terdiam dengan ekspresi tidak percaya. Dia hanya menatapku penuh amarah.
"Aku tidak ada urusannya denganmu. Pergilah" Sonia berusaha mendorongku tapi tangannya di tahan oleh Malik.
"Jangan pernah kau menyentuhnya. Sedikit saja kau menyakitinya, aku tidak segan-segan membuatmu merasakannya juga" ujar Malik.
Ia terlihat sungguh-sungguh akan ucapannya. Malik melempar tangan Sonia dengan kasar.
"Karena semua orang sudah disini. Dan supaya wanita dihadapanku ini percaya maka akan ku umumkan. Mona Talwar.. Adalah tunangan saya" ujar Malik dengan lantang.
Suara gemuruh terdengar semakin kencang. Mereka semua terkejut dan merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Sejujurnya.. Aku tau ini palsu, ini hanya pura-pura tapi.. Aku merasa tersentuh. Andai ada pria yang berani menyatakan perasaannya dengan lantang disemua orang maka..
Malik menatapku. "Jika ada yang berani menyakitinya. Maka aku tidak akan ragu memberikan rasa sakit yang mendalam ke orang itu"
Ya tuhan.. Aku merasa seperti coklat yang baru dipanaskan. Aku merasa meleleh. Aku merasakan ketulusan dalam suara Malik.
Malik menatap Sonia. "Kau pulanglah. Kita sudah tidak ada urusan" ujar Malik. Aku melihat Sonia meneteskan air matanya.
"Semuanya kembali bekerja!" perintah Malik.
Semua pegawai kembali ketempat masing-masing. Hingga tersisa kami berempat. Aku, Malik, Sonia dan Rohan. Aku hampir melupakan Rohan yang datang bersamaku.
Aku menoleh kearahnya. Ia menatapku dan tersenyum lebar dan manis. Tapi yang membuatku terkejut seseorang dibelakang Rohan. Kakakku dan ibunya Malik. Mereka berdua memasang wajah sangat terkejut.
Matilah aku...
***
Kami berempat ada diruangan Malik. Aku, Malik, nyonya Khan dan kak Malla. Rohan izin pergi duluan karna hal mendesak. Sonia pergi tak lama setelah Rohan pergi.
"Begini.. Ibu tidak mengerti tolong jelaskan apa yang terjadi" tanya nyonya Khan.
"Tentu. Saya juga ingin mendengar penjelasannya" ujar kak Malla.
Aku dan Malik yang duduk dihadapan mereka hanya bisa terdiam dan menunduk.
"Katakan Malik" desak nyonya Khan.
![](https://img.wattpad.com/cover/118871397-288-k175714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boss,My Sweet Couple
RomanceSemua orang takut dengannya.. Kecuali aku. Aku hanya takut kepada Tuhan