Chapter 12

9.1K 307 0
                                    

-Penulis-

Malik terkejut mendengar teriakannya. Malik berjalan cepat kearah pintu kamarnya. Dan saat dibuka..

"Tolongggggg" Mona masuk dengan terburu-buru dan menabrak Malik.

Kepala Mona terjatuh ke lengan Malik. Malik menatap Mona yang memejamkan matanya dengan ekspresi ketakutan.

"Tolong selamatkan aku.. Selamatkan aku.." gerutu Mona.

"Hei ada apa?" tanya Malik.

Malik membantu Mona bangkit dari tidurnya dan duduk dihadapan Malik.

"Kau kenapa? Apa kau mimpi buruk?" tanya Malik dengan lembut.

Mona membuka matanya. "A-ada.. Dikamarku.." jawab Mona dengan ketakutan.

Seisi rumah berlari menuju kamar Malik.

"Ada a.." pertanyaan nenek terhenti saat melihat Malik yang memegang bahu Mona yang terlihat ketakutan.

Malik menoleh kearah mereka semua. "Aku tidak tau nek. Entah dia bermimpi buruk atau sesuatu" ujar Malik. "Mari kita lihat kamarmu" ajak Malik sembari menggenggam tangan Mona.

Malik, Mona beserta seisi rumah berjalan menuju kamar tamu.

Malik membuka pintu kamar dan masuk secara perlahan. Malik melihat sekeliling untuk melihat apa ada seseorang atau tidak dikamar itu.

"Tidak ada siapa-siapa" ujar Malik.

Mona melihat cicak yang ada di lantai tak jauh darinya.

"Aaaaagggghhhhhh" teriak Mona sembari menghampiri Malik dan memeluknya.

"Dimana dimana?" tanya Malik panik.

Mona menunjuk kearah cicak itu tanpa menatap cicak tersebut. Pelukan Mona semakin erat.

Malik dan seisi rumah menghela nafas lega.

"Kau takut dengan hal semacam itu?" tanya Malik mulai kesal.

"Tidak hanya itu. Seranggapun sama" jawab Mona.

Keluarga Malik merasa bahagia melihat Malik dengan Mona. Mereka tersenyum bahagia.

"Lepaskan pelukanmu" ujar Malik.

"Tidak mau. Kau akan meninggalkanku"

"Aku tidak akan pergi kemanapun. Lagipula.. Bagaimana aku mau menyingkirkan cicak itu jika kau tidak melepaskanku?"

Mona merasa perkataan Malik benar. Ia melepas pelukannya dan berdiri dibelakang Malik.

Malik mendekat kearah cicak dengan hati-hati karena Malik pun merasa takut dengan cicak. Tapi supaya Mona tidak merasa ketakutan lagi maka Malik memberanikan diri.

Malik menyingkirkan cicak itu dengan selembar kertas dan membawanya ke teras kamar, lalu menutup pintu teras rapat-rapat.

"Sudah,sekarang kau lebih baik makan dibawah" ujar Malik. "Aku tidak mau kau teriak karena merasa sakit"

"Aku tidak suka makan sendiri" jawab Mona.

"Ak.."

"Aku akan menemanimu" Malik memotong perkataan Rani.

Semua orang terkejut dengan sikap Malik yang berubah. Malik tidak suka makan dengan orang lain tapi hari ini Malik melakukannya.

Malik dan Mona berjalan menuju meja makan dan mereka duduk saling berhadapan.

Malik memainkan handphonenya sedangkan Mona mulai memakan makanannya.

"Kau sudah makan?" tanya Mona.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang