Chapter 6

11.3K 445 1
                                    

-Penulis-

"Perjanjian.. Menyembunyikan bau bangkai dari dalam rumah" ujar Raman.

"Aku mengerti maksudnya. Dugaanku benar. Ada yang tidak beres di mall. Jika aku hanya membawa Raman tanpa bukti maka.. Mungkin saja Raman dan kembarannya dalam bahaya" batin Malik.

"Pak Raman. Segera bereskan pakaian anda. Kita akan kerumah sakit tempat kembaran anda dirawat" ujar Malik.

"Untuk apa? Apa.."

"Jangan khawatir. Kita akan mencari tempat yang aman untuk kalian semua, asalkan anda mau memberitahu segalanya kepada saya" tawar Malik.

Raman berfikir tentang tawaran Malik. Dia berfikir mungkin ini yang terbaik baginya dan keluarganya.

Raman setuju dan segera bebenah. Dia membereskan seluruh pakaian dan masuk kedalam mobil.

Setelah Malik masuk kedalam mobil, mereka segera pergi menuju bandara.

Di tempat lain, Mona membuka laporan keuangan bulan lalu. Beruntungnya Mona karena foldernya tidak dikunci.

Mona membacanya dengan seksama dan membandingkannya.

"Ini benar-benar tidak balance. Jangan bilang apa yang aku lihat..."

FLASHBACK

Saat Mona pergi terlebih dahulu karena Arman ke kamar mandi, Mona mampir ke sebuah toko. Ia melihat kedalamnya. Meski gelap tapi terlihat samar-samar. Terlihat seorang pria dengan nametag bertulisan manajer sedang berbincang dengan wanita separuh baya.

Wanita itu duduk sembari tertunduk sedangkan pria itu terlihat seperti menjelaskan sesuatu kepada wanita tersebut.

Ekspresi pria itu terlihat kesal. Dan ekspresi wanita dihadapannya terlihat ketakutan.

"Apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka terlihat serius?" batin Mona.

Pria itu berjalan kearah pintu. Mona segera menjauh dari toko tersebut. Mona berdiri di depan toko yang lain sembari membelakangi jalan. Pria itu melewati Mona tanpa ia sadari.

FLASHBACK END

"Aku tau ini bukan masalahku tapi.. Aku ingin tau apa yang terjadi" batin Mona.

Mona kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Pasti ada laporan aslinya. Dimana laporan aslinya disimpan?"

"Mona, kau butuh bantuan? Tugasku sudah selesai" ujar Anjali.

"Anjali aku mau tanya.. Untuk berkas lama.. Apa ada tempat khusus?" tanya Mona.

Anjali mengangguk. "Ada. Diruang arsip akuntan yang lama. Gunakan id card mu untuk masuk kedalam"

"Dimana itu?"

Setelah mengetahui tempat arsip itu, Mona segera pergi kesana. Ruangan dengan minim pencahayaan dan banyak debu.

"Lampunya tidak bisa menyala" ujar Mona sembari mencoba menyalakan saklar lampu.

Mona mengabaikan lampu yang tidak bisa menyala. Mona mulai mencari folder akuntansi bulan kemarin.

Mona mencari keseluruh penjuru ruangan. Hingga akhirnya ia menemukannya di bagian loker belakang. Mona segera membuka folder itu dan membacanya.

"Ini yang dipalsukan. Dimana yang asli?" Mona mulai kesal mencarinya.

Tanpa sengaja Mona melihat ada yang aneh di bagian sudut loker. Folder warna merah. Mona mengambilnya dan membacanya.

"Ini yang asli. Ini yang asli. Aku tinggal mencari tahu departemen yang terlibat dalam penggelapan ini dan.. Apa alasan mereka melakukannya"

Mona menyembunyikan folder itu sebisa mungkin dari balik dupattanya.

Mona tiba di mejanya. Ia duduk dan melihat dengan teliti departemen apa yang terlibat dalam pengeluaran maupun pemasukan aktiva dan pasiva.

Di tempat Malik berada, dirumah sakit tempat kembaran Raman dirawat.

Raman berlari dengan cepat menuju Malik yang sedang mengurus perpindahan rumah sakit kembaran Raman.

"Pak Malik.. Pak Malik mereka datang. Mereka datang ke rumah sakit ini, bagaimana ini? Pak tolong" panik Raman.

Malik terkejut mendengarnya. "Kalau begitu kita segera berangkat ke hellypad rumah sakit ini"

Malik dan Raman berlari menuju kamar kembaran Raman. Dikamar itu sudah ada istri dan anaknya dengan tas berisi pakaian.

"Ayo kita harus segera pergi" ujar Malik.

Malik, Raman dan beberapa suster dengan cepat mendorong tempat tidur, tempat kembaran Raman terbaring tak sadarkan diri menuju lift.

Tiba di hellypad helikopter sudah ada. Raman, kembaran beserta keluarganya naik kedalam helikopter.

"Saya akan menghubungi bapak" ujar Raman.

"Akan saya tunggu" jawab Malik.

Helikopter terbang menuju tempat tujuan.

Sebuah pesan masuk kedalam handphone Malik.

Ini daftar nama-nama orang yang telah memaksa saya melakukan sebuah kejahatan. Saya kirim dalam bentuk MMS. Terima kasih pak Malik, terima kasih banyak

From : 087xxxxx

"Namanya sudah ketemu. Tinggal..." ujar Malik.

Sedangkan di kantornya, Mona sudah selesai membaca keseluruhan.

"Aku sudah tau departemen-departemen yang terlibat. Tinggal..." ujar Mona.

TBC

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang