-Mona-
Aku berjalan menuju ICU untuk melihat keadaan Rohan dan Sonia. Aku melihat Rohan dengan ekspresi khawatir bersandar pada tembok. Ia terlihat putus asa.
Aku menghampirinya dan menyentuh bahunya.
"Kau disini? Kapan.. Kapan kau disini?" tanya Rohan dengan ekspresi terkejut.
Seorang suster keluar dari ruang ICU.
"Apa yang terjadi?" tanya Rohan.
"Keadaan pasien memburuk. Detak jantungnya terus melemah. Kami akan mencoba melakukan MRI untuk melihat apakah ada kerusakan yang lainnya atau tidak. Berdoa saja semoga bukan hal buruk" suster itu berlari meninggalkan kami.
Wajah Rohan terlihat memerah. Ia seperti menahan amarah, sedih dan kecewa bersamaan.
"Aku.. Hubungi aku jika.. Kau membutuhkan sesuatu" Rohan pergi dengan ekspresi putus asanya.
Aku hanya menatap punggungnya yang semakin menjauh. Dia.. Tidak seperti Rohan yang ku kenal. Ia terlihat lemah.
Aku berdiri didepan pintu ICU. Aku melihat beberapa suster dan dokter sedang mengontrol keadaan Sonia dari kaca kecil di pintu.
Aku merasa sedih melihat kondisi Sonia sekarang ini. Dan kurasa.. Aku tau kenapa Rohan sangat berbeda hari ini.
***
Aku duduk didepan ruang ICU. Mendengar keadaan Sonia dari suster sebelumnya membuatku enggan pindah dari tempat dudukku.
Aku merasa hancur, aku merasa bimbang dan stress saat melihat keadaan Malik. Meski sekarang aku merasa tenang tapi.. Perasaan itu terus menghantuiku.
"Mona"
Aku menoleh dan melihat nyonya Khan, nenek, kak Arya dan kak Rani berlari kearahku.
"A-apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Malik?" tanya nyonya Khan dengan penuh kekhawatiran.
"Malik baik-baik saja. Ia ada dikamar 302 VIP" jawabku.
"Lalu kenapa kau duduk disini?" tanya kak Rani.
"Menunggu" jawabku singkat.
Seolah kak Rani mengerti siapa yang ku tunggu, ia meminta semua keluarga ke ruangan Malik.
"Rohan menceritakan semuanya kepadaku" kak Rani menggenggam tanganku. "Terimakasih atas bantuanmu. Dan ucapkan terimakasih ku kepadanya. Kalian wanita hebat"
Aku mengangguk. Kak Rani pergi meninggalkanku didepan ruang ICU. Sebenarnya bukan aku wanita hebat itu, tapi Sonia. Dia menanggung seluruh bebannya selama ini. Dia tidak mengeluh maupun marah. Dia hanya diam dan melindungi semua orang.
Saat aku menoleh ke kanan ku, Rohan datang dengan seorang wanita di kursi roda yang matanya memerah.
"Dimana Sonia?" tanya wanita itu sembari memegang tangan Rohan.
"Dia didalam" jawab Rohan.
Seorang dokter keluar dari ICU bersama beberapa suster sembari mendorong tempat tidur yang digunakan Sonia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boss,My Sweet Couple
RomanceSemua orang takut dengannya.. Kecuali aku. Aku hanya takut kepada Tuhan