Chapter 15

8.1K 250 0
                                    

-Penulis-

"Bos arrogant ini benar-benar. Ku fikir dia membelaku didepan sekretarisnya. Tau-taunya dia... Lihat saja. Akan kubalas" batin Mona setelah mendengar bisikkan Malik.

"Beraninya" gerutu Mona pelan.

Tidak membalas perkataan Mona, Malik malah tersenyum lebar melihat tingkah Mona yang merasa kesal.

Bukannya semakin kesal.. Mona malah merasa terpesona dengan senyuman Malik.

"Entah kenapa aku akhir-akhir ini selalu terpesona dengan senyumannya. Dia memiliki senyum yang indah" batin Mona.

Nada dering handphone Malik membuat Mona tersadar akan lamunannya tentang Malik.

"Hallo?" Malik menerima panggilan telponnya. "Hallo?" Malik merasa bingung karna ia tidak mendengar suara dari balik telpon.

"Hallo siapa ini?" tanya Malik. "Jika kau tidak menjawab pertanyaan saya, saya matikan telponnya" Malik mematikan panggilannya.

"Siapa?" tanya Mona tanpa sadar.

Malik menoleh kearah Mona. "Mau tau saja" jawab Malik datar.

"Kenapa aku menanyakannya? Padahal aku sudah tau dia akan jawab apa. Sebenarnya ada apa denganku hari ini?" batin Mona.

Mona izin keruangannya kembali. Tinggalah Malik dan sekretarisnya.

"Katakan ada apa?" tanya Malik langsung kepada sekretarisnya.

"Maaf sebelumnya pak. Tapi seseorang mengirim paket ini atas nama bapak" ujar sekretasi itu sembari menyerahkan sebuah amplop yang tertutup rapih.

Malik menerimanya dan menyuruh sekertarisnya kembali bekerja.

Malik duduk dikursinya sembari melihat amplop itu secara keseluruhan.

"Siapa yang mengirimnya? Tidak ada alamat maupun nama pengirimnya" batin Malik.

Malik membuka amplopnya dan mengeluarkan isinya. Ia terkejut melihat foto dirinya bersama dengan wanita yang ia benci. Dimana foto itu terlihat ia dengan kaos putih bertulisan Love You dan wanita disampingnya dengan tulisan Me Too.

Ada kartu ucapan juga didalamnya.

Apa kabar? Sudah lama kita tidak saling berkomunikasi. Apa kau merindukanku? Karena aku sangat merindukanmu.

From : Kekasihmu

Dengan perasaan kesal Malik merobek kartu ucapan itu.

"Apa maksud dia mengirimkan kartu itu kepadaku? Apa rencananya kali ini?" gerutu Malik.

Malik membuang seluruh kiriman itu. Mulai dari foto, kartu ucapan beserta amplopnya. Dia membuangnya ke tempat sampah kecil diruangannya.

Dengan cepat dada Malik terasa membara. Sesak, marah. Semua itu sekarang sedang Malik rasakan.

FLASHBACK

"Kau..." Malik terkejut mengetahui kebenarannya.

"Benar. Itu memang benar" jawab wanita dihadapannya.

Malik yang menodongkan senjata kepada musuh dihadapannya merasa tak kuasa. Tangannya seketika bergetar. Air mata terbendung dimatanya.

"Kau mengkhianatiku Sonya" ujar Malik dengan hancur.

"Itu yang dinamakan takdir.. Malik" jawab wanita yang berada di foto bersama Malik sebelumnya, Sonya mantan Malik.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang