Chapter 22

6.6K 220 0
                                    

-Mona-

Dia mendengarkanku atau tidak? Apa yang dia lihat dibawah itu?

"Permisi apa anda mendengarkan saya?" tanyaku kepada Malik yang berdiam diri sembari menatap kebawah.

Tidak menjawab pertanyaanku dia mengambil gagang telpon diatas mejanya dan menekan tombol 2.

"Tolong minta office boy datang ke ruangan ini" ujar Malik, lalu ia menutup telponnya.

"Kalau tidak begini saja. Jika saya membantu anda dan tidak ada untungnya bagi saya akan lebih baik kita katakan kepada wanita tadi kalau kita tidak ada hubungan apapun" saranku.

"Tidak bisa. Tidak mungkin aku mengatakannya. Itu akan mempersulit keadaanku"

"Lalu bagaimana dengan saya?!" aku mulai merasa kesal. "Saya berani jamin saat saya keluar dari ruangan ini semua orang akan menatap dan membicarakan saya" keluhku.

Tapi dia tidak mendengarkannya. Dia sibuk menundukkan kepalanya tanpa memperhatikanku.

Ahh aku tidak kuat dengan sikap tak acuhnya. Aku membalikkan tubuh dan berjalan menuju pintu keluar, tapi langkahku terhenti saat ditengah ruangan dan kembali menoleh kearah Malik.

Tak kusangka Malik sudah berdiri dibelakangku. Malik mengangkat kedua tangannya dan terlihat semacam gel rambut yang biasa paman pakai berlumur ditangannya.

"Kau mau kita bicarakan nanti atau sekarang saja?" tanya Malik.

Saat aku hendak memberitahu jawabannya tak sengaja aku melihat gel rambut itu di jasnya. Aku mengelap gel dari jasnya menggunakan dupatta ku.

Malik mencoba menjauhkan dirinya dariku. Sepertinya ia merasa tidak enak jika aku mengelap gel rambut di jasnya.

"Jangan nanti.."

Aku menatap tajam kearah Malik dan Malik menghentikan ucapannya.

"Saya masih kesal dengan apa yang anda lakukan ke saya hari ini. Dan untuk selanjutnya, anda harus menanyakan kepada saya sebelum melakukannya. Usahakan untuk menghargai pendapat orang lain meskipun itu berlawanan dengan pendapat anda" ujarku.

Gelnya sudah hilang. Aku mundur selangkah dan pergi dari ruangan itu tapi sesuatu menahanku. Dupattaku tertarik kebelakang.

Aku membalikkan tubuhku untuk melihat apa yang terjadi dengan dupattaku. Dan aku melihat bahwa Malik sedang berusaha melepaskan dupattaku dengan susah payah.

Aku kembali mendekati Malik dan mencoba melepaskan kain dupattaku yang tersangkut di jam tangannya. Cukup sulit karna benangnya melilit di jam tangan Malik.

"Maukah kau membantuku?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan itu. Aku menatap Malik yang sedang menatapku.

"Anda bahkan tidak memberitahu alasannya" jawabku.

Dia diam tak menjawab perkataanku. Itu membuatku semakin kesal. Aku selesai melepas dupattaku dan melangkah pergi dari sana.

"Tidak bisakah kau mengetahui alasannya?"

Langkahku terhenti dan aku membalikkan tubuhku menatapnya.

"Seharusnya kau tau alasannya hanya dengan mendengar nada bicaraku saat bertemu dengannya" ujar Malik.

Aku tidak menjawab perkataannya. Aku kembali berjalan menuju keluar. Ku pegang gagang pintu dan keluar dari ruangan Malik.

Setibanya di ruanganku, tiba-tiba semua orang bertepuk tangan dengan bahagia.

"Tuhann kenapa kau tidak mengatakannya Mona?" ujar James.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang