Chapter 16

7.7K 262 1
                                    

-Mona-

Aku izin pulang lebih awal karena hari ini adalah hari ulang tahun kak Malla. Tapi sebelum pulang aku berkeliling mall guna mencari barang yang bagus untuk hadiah.

Kira-kira apa yang cocok untuk kak Malla? Dia wanita modern nan modis jadi tidak mungkin aku memberikannya saree atau dupatta. Apa mungkin aku belikan saja kak Mona kemeja? Tapi.. Kemeja kak Mona sudah banyak.

Aku terus berjalan tanpa melihat kedepan karena sibuk mencari hadiah ulang tahun. Hingga tiba-tiba aku menabrak seseorang dihadapanku hingga minuman yang sedang ia pegang tumpah membasahi kemejanya.

"Sorry sorry. I'm sorry" ujarku sembari melihat kemeja putih yang penuh noda jus.

"I'ts oke. Dont worry" jawab pria yang kutabrak.

Pria dengan tinggi 170-an, lesung pipit di pipi mempermanis senyumannya yang lembut. Tubuh tegap dan dada yang bidang menunjang penampilannya.

"Saya benar-benar tidak sengaja. Saya melihat sekeliling, mencari hadiah untuk kakakku" ujarku.

"Tidak masalah. Salahku juga, aku tidak melihat-lihat saat berjalan" jawabnya.

Owhh baik sekali hatinya. Dia juga begitu sopan, nada bicaranya begitu rendah.

"Apa ada masalah?"

Aku membalikkan tubuh melihat ke arah sumber suara. Berdiri Malik tak jauh dariku. Ia melihat kearah kami dan mendekat dengan wajah cool-nya.
"Kau masih disini?" tanyanya kepadaku.

"S-saya.."

"Kenapa kemejamu?" tanya Malik ke pria di sampingku.

"Jus yang ku beli tumpah. Tidak apa akan kuganti" jawab pria itu.

"Apa wanita ini yang menumpahkannya?" tanya Malik.

Wanita ini? Dia bisa menyebut namaku. Tidak perlu berkata seperti itu.

Pria yang disampingku tertawa kecil sembari menatapku yang kesal dengan perkataan Malik. Sadar ia tersenyum lebar sembari menatapku, aku membalas senyumannya.

"Aku tidak melihat saat jalan. Wajar aku menabraknya" jawab pria itu.

Malik menoleh dan menatapku. "Yakin bukan dia yang nabrak?"

Astaga pria ini.. Tapi memang benar, aku yang menabraknya.

"Sudahlah kak. Biarkan dia"

What? Aku menatap pria disampingku dengan ekspresi terkejut. Dia bilang apa? Kakak? Be-berarti...

"Ayo kita kembali. Kau baru datang tapi sudah membuat kekacauan" ujar Malik. "Dan kau segera pulang. Kau bilang ada urusan penting" perintah Malik kepadaku.

"Ini juga mau pulang" jawabku dengan sedikit kesal.

"Hati-hati dijalan" ujar adik Malik.

"Jalan lihat kedepan, jangan sampai customer ku kau tabrak juga" ujar Malik.

Ishhhh.. Bagaimana bisa kakak beradik itu memiliki sifat yang begitu berbeda?

Aku berjalan menuju lobby. Aku menaiki taksi yang terparkir di depan mall.  Ahhh gara-gara insiden itu aku tidak sempat membelikan hadiah untuk kakakku. Benar-benar menyebalkan.

***

Setibanya dirumah pukul 5 sore, aku terpesona dengan rumah yang penuh bunga dan hiasan yang dipasang oleh paman dan bibi.

"Bagaimana menurutmu nak?" tanya bibi.

"Sempurna ibu.." aku terkejut dengan apa yang kukatakan. Tiba-tiba aku merasa rindu dengan seluruh keluargaku.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang