Chapter 58

3.3K 125 0
                                    

-Mona-

Seseorang membuka jendela kamarku dan membuat sinar matahari yang sangat terang langsung mengarah ke wajahku.

"Bangun tukang tidur. Mau sampai kapan kau tidur hah?"

Aku membuka sedikit mataku dan melihat kak Malla sedang membereskan meja riasku bekas pesta semalam. Rasanya sulit untuk membuka mata sepenuhnya karena aku masih mengantuk.

"Hei bangun" Kak Malla menarik bantal dan selimut yang sedang ku kenakan.

"Ahh kak.. 15 menit lagi, aku berajanji kepadamu" Jawabku dengan malas.

"Tidak ada waktu. Cepat bersihkan dirimu dan pergilah ke kantor. Tapi ngomong-ngomong apa Malik tidak kemari untuk menjemputmu?"

"Mungkin dia sibuk, kita maklumi saja" Jawabku.

"Ya ya. Mari kita maklumi. Dia pria sibuk yang memiliki sejuta pekerjaan yang harus ia selesaikan. Sedangkan tunangannya sedang bermalas-malasan dikamar"

"Aku tidak bermalas-malasan. Hanya saja aku masih mengantuk" Belaku.

"Hmm.. Terus saja membela diri. Dasar" Kak Malla tersenyum dan meninggalkanku.

Aku bangkit dari tidurku dan berdiri didepan cermin panjang. Aku terlihat mengerikan. Rambut singa, sedikit lingkar hitam bekas eyeliner yang tidak begitu bersih kubersihkan dan piyamaku yang kusut.

"Astaga.. Aku mengerikan" Ujarku pada diriku sendiri.

Aku melangkah mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

Selesai mandi aku mengenakan pakaian warna putih dengan selendang ungu yang memiliki warna putih di sepanjang pinggirannya. Rambutku yang basah, aku keringkan dengan kipas angin yang menyala di ruang keluarga.

"Ya tuhan nak.. Kau bisa masuk angin" Ujar bibi sembari mematikan kipas dihadapanku.

"Bibi.. Aku sedang mengeringkan rambutku"

"Pakai pengering rambut. Kau bisa sakit nanti kalau seperti ini" Ujar bibi.

"Kalau aku pakai pengering rambut, malah rambutku yang sakit"

Kak Malla tiba dengan menyodorkan sebuah kipas tangan kepadaku.

"Pakai kipas seperti ini. Setidaknya dia hanya mengipasi rambutmu, bukan tubuhmu" Ujar kak Malla.

Aku mengambil kipasnya. "Thank you" Ujarku.

"Sebelum berangkat sarapan dulu" Bibi kembali kedapur untuk menyiapkan sarapan. Sedangkan aku kembali mengipasi rambutku.

***

Setelah semua sudah siap. Aku sudah sarapan, rambutku sudah kering. Aku berpamitan untuk pergi bekerja.

Saat keluar rumah aku terkejut melihat mobil sedan mercy berwarna hitam terparkir di depan rumahku.

Mobil siapa? Aku melangkah keluar dari teras rumah. Dan tak lama keluar lelaki yang ku kenal.

"Pak Adli?"

"Pagi Mona" Jawabnya dengan ramah.

"Sedang apa pak Adli disini?" Tanyaku.

"Kemarin saya tidak sempat datang keacara pertunangan jadi.. Saya berinisiatif untuk mengantar Mona ke kantor sebagai ucapan selamat dari saya"

"Apa.. Malik tau bapak disini?" Tanyaku lagi.

Tidak memberi jawaban, pak Adli hanya tersenyum. Pertanyaan bodoh. Tentu saja Malik tau bahwa pak Adli disini.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang