Chapter 45

4.4K 151 5
                                    

-Mona-
Aku berjalan menjauh dari dua pria itu untuk menghubungi keluarga tentang keberadaan kami.

"Iya ibu, kami sudah menemukan nenek bersama Rohan. Kami berada di rumah sakit pinggir kota. Tentu, kami akan menunggu ibu dan yang lain datang kemari. Hati-hati dijalan" Ujarku di telpon. Aku menelepon rumah dan yang menjawab adalah nyonya Khan. Mereka bilang, mereka akan kemari segera.

Aku hendak kembali kepada para pria itu hingga mataku menemukan sesuatu. Seseorang dengan selimut abu-abu yang bersama kami sebelumnya sedang duduk di kursi tunggu depan sebuah ruangan.

Seorang suster menghampirinya dan mengajaknya untuk masuk kedalam. Saat ia berdiri selimut yang ia kenakan untuk menutupi seluruh tubuh dan wajahnya tersangkut dikursi sehingga aku dapat melihat wajahnya.

Dia Sonia. Ia mencoba melepaskan selimut itu. Wajahnya penuh luka. Goresan pendek terlihat di pipi kanannya. Sedikit darah keluar dari sudut bibirnya. Ia mengenakan kemeja berwarna biru muda dan terlihat seperti bintik-bintik abstrak warna merah dipakaiannya. Terlihat seperti bercak darah. Wajahnya terlihat gelisah akan sesuatu.

Sonia berdiri dari duduknya dan masuk kesalah satu ruangan dokter. Pertanyaan terbesarku saat ini adalah.. Kenapa Sonia bersama Rohan? Bagaimana bisa dalam waktu kurang 24 jam mereka bisa menemukan nenek yang tidak bisa ditemukan oleh polisi? Apa mereka menyembunyikan sesuatu tentang hipangnya nenek?

Aku kembali ke Rohan dan Malik. Aku mendengar Malik menanyakan tentang orang yang bersama Rohan. Aku harus menghentikan pembicaraan mereka sebelum Malik tahu. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi disini dan apa yang sebenarnya Rohan lakukan dengan Sonia.

"Cukup!" Ujarku yang datang dari sisi kanan Malik.

Mereka berdua menoleh kearahku, aku berjalan mendekati mereka.

"Hentikan sampai disini. Yang terpenting nenek sudah kembali. Aku sudah menelpon orang rumah dan mereka menuju kemari" Ujarku.

Malik mengangguk setuju dengan ucapanku. Tapi Rohan membuang muka dari kami berdua seolah menutupi sesuatu. Aku rasa Rohan sedang gelisah karena ia merasa takut jika Malik mengetahui orang yang sebenarnya. Tapi apa alasan Rohan melalukannya? Kenapa ia bersama orang yang Malik benci? Kenapa?

***

Seluruh keluarga dirumah sakit. Dokter bilang bahwa nenek tidak apa-apa. Rasa lemas yang nenek rasakan hanya efek dari obat-obat herbal.

Kami semua bersyukur dengan kembalinya nenek.

"Kalau begitu kami izin pamit pulang. Besok kami harus bekerja" Ujar Paman.

"Biar saya antar" Kak Arya menawarkan diri.

"Tidak perlu repot-repot. Kami bisa naik taksi" Jawab paman.

"Apanya yang repot. Justru kami yang merasa sudah merepotkan keluarga paman. Biarkan Arya mengantar paman" Ujar kak Rani.

"Benar. Lagipula ini sudah malam, taksi pasti jarang. Anggap saja ini tanda terima kasih dari kami" Ujar nyonya Khan.

Paman kenyetujuinya dan kami semua berangkat untuk pulang. Kami semua sudah berada didalam mobil.kak Arya. Aku duduk didepan bersama kak Arya. Aku menoleh kearah Malik, ia berdiri dibelakang keluarganya dan tersenyum cerah kearahku sembari melambaikan tangan. Aku membalasnya dengan tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya.

"Oohhh aku belum pernah melihat Malik tersenyum cerah seperti itu" Goda kak Arya.

Aku menoleh kearahnya. "Benarkah? Apa dia tidak pernah tersenyum?"

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang