-Penulis-
Nyonya Khan melangkah menghampiri Malik dan Rani.
"Ibu? Ada apa?" tanya Malik.
"Kenapa kau disini? Keluarga besan pamit pergi" jawab ibu. Ibu tersenyum dan masuk kedalam rumah lebih dulu.
Malik dan Rani menghela nafas lega.
"Sebaiknya kita masuk" usul Rani.
Rani dan Malik masuk kedalam rumah. Seluruh anggota keluarga Malik maupun Mona berdiri untuk berpamitan.
"Kalau begitu kami permisi dulu" ujar paman.
"Biar supir kami yang mengantar" usul nenek.
"Tidak perlu. Kami membawa mobil" jawab paman.
"Kalian tidak boleh pulang dengan tangan kosong" ujar nyonya Khan yang datang dari arah dapur sembari membawa beberapa kotak manisan.
"Bawalah beberapa manisan ini" ujar nyonya Khan.
"Tidak perlu repot-repot nyonya" jawab bibi.
"Tidak repot sama sekali. Hari ini adalah hari yang baik bagi kami, karna akhirnya Malik memutuskan untuk menikah. Apalagi dengan gadis cantik dan baik seperti Mona. Tentu kami harus membagi kebahagiaan kami dengan keluarga besan" ujar ibu.
"Tidak perlu memberikan kami manisan, karena kamipun merasa bahagia atas apa yang terjadi hari ini. Semoga ini awal yang baik bagi semua orang" ujar bibi.
"Tapi bawalah manisan ini dan bagikan kepada tetangga" nenek memberikan manisan itu dan diambil oleh paman.
"Kami jadi merepotkan. Jika seperti itu, kami pamit dulu sebelum semakin gelap" ujar paman.
"Tentu. Hati-hati dijalan" jawab nenek.
Malik mengantar paman, bibi, Malla dan Mona ke mobil mereka.
Malik membukakan pintu mobil untuk bibi.
"Silahkan bi" ujar Malik.
Bibi mengusap kepala Malik dengan lembut. "Terima kasih" ujar bibi.
Setelah bibi masuk Malik menutup pintu mobilnya.
"Bukankah saya tunangan anda?" tanya Mona.
"Bibi lebih tua darimu. Kau masih muda. Buka sendiri" jawab Malik.
"Ishh" gerutu Mona. Mona masuk kedalam mobil.
Keluarga Mona pergi untuk kembali kerumahnya. Malik kembali masuk kedalam rumah untuk membersihkan diri dan beristirahat.
***
Rohan yang sedang berbaring di atas sofa rumahnya mengingat kejadiaan saat ia bertemu dengan Mona pertama kalinya. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk diwajahnya.
Lalu ia mengingat kejadian hari ini, saat Mona mengaku tunangan Malik dan saat Malik memegang tangan Mona untuk menahannya pergi bersama Rohan.
Tiba-tiba senyuman manis itu hilang menjadi senyuman kecewa. Entah kenapa Rohan merasa tidak suka dan kesal mengingatnya.
"Kau disini?" Tanya nyonya Kapoor.
Rohan segera bangkit dari tidurnya dan duduk disamping ibunya. "Ibu belum tidur?" tanya Rohan.
"Belum. Ibu seperti mendengar tv menyala dan saat ibu keluar, bukannya kau yang menonton tv tapi sebaliknya" jawab nyonya Kapoor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boss,My Sweet Couple
Roman d'amourSemua orang takut dengannya.. Kecuali aku. Aku hanya takut kepada Tuhan