Chapter 28

5.4K 178 3
                                    

-Mona-

Aku tidak sengaja menginjak tanah basah yang licin. Tubuhku hampir terbanting ke tanah tapi seseorang menahan tubuhku.

Aku menoleh kearahnya dan terlihat Malik dengan kemeja putih dan rambut yang basah menahan tubuhku.

Ya tuhan.. Dia begitu tampan dengan rambutnya yang seperti itu. Perasaan yang sama saat aku melihatnya berambut berantakan. Jantungku berdegup kencang dan tidak karuan.

Malik membantuku berdiri dengan tegap. Ia merangkulku dengan lembut. Lalu kami masuk ke teras rumah.

Malik mengeluarkan sapu tangan dari kantung jas dalamnya. Ohh sweet sekali dia. Apa dia berencana menyeka air di wajahku? Jantungku seperti kembang api, begitu meledak-ledak.

Tapi ledakan itu menghilang saat aku melihat kenyataan yang pahit di depan mataku. Malik menggunakan sapu tangannya itu untuk dirinya sendiri. Ia mengelap wajah dan jas anti airnya itu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Malik yang sadar akan ekspresiku yang kesal sembari menatapnya.

"Tidak ada. Hanya merasa basah karna hujan barusan. Padahal aku sudah mandi dan bersiap ke kantor" jawabku dengan nada kesal.

"Ini" Malik memberikan sapu tangan berwarna putih dengan dua garis merah di tepi saputangan.

"Tidak perlu. Aku tidak suka menggunakan barang orang" jawabku ketus.

"Saputangan ini masih baru. Aku mengambilnya dari lemari. Tadinya kufikir aku tidak membawa saputangan maka aku membawa sapu tangan favorit ku, tapi ternyata aku punya sapu tangan lain di mobil"

Penjelasan Malik membuat aku menerima sapu tangannya dan menyeka air di wajahku.

"Mona hu.." ucapan kak Malla terputus saat melihat Malik disana. "Kau disini?" tanya kak Malla.

"Saya datang untuk menjemput Mona" jawab Malik.

"Owww, how sweet. Kalau begitu Mona segera siapkan dirimu" ujar kak Malla sembari mendorongku masuk kedalam rumah.

Entah apa yang sedang dibicarakan mereka. Aku tidak peduli.

Aku masuk kedalam kamar dan mengganti pakaianku yang basah dengan yang kering.

Atasan dan bawahan pakaianku berwarna senada, pink. Dan duppataku berwarna pink dengan hiasan manik-manik di pinggir kainnya. Ku gerai rambutku karna basah dan kubawa tas selendangku.

Aku berjalan menuju teras depan rumah. "Ayo berangkat" ujarku mendadak sangat bersemangat.

"Semangat sekali" ujar Malik.

Apa? Apa aku seperti itu?

"Titip salam ke paman dan bibi" ujar Malik.

"Akan kusampaikan" jawab kak Malla.

Aku berpamit kepada kak Malla dan pergi ke mobil Mercedes hitam nan mengkilap milik Malik.

Malik menjalankan mobilnya menuju tempat kerja.

"Tumben anda menjemput saya" ujarku yang penasaran alasan ia menjemputku.

"Kita ini sudah bertunangan. Tentu aku harus menjadi calon suami yang baik. Menjemput calon istrinya dan mengantarkannya dengan selamat kerumah" jawab Malik. "Oh iya.. Aku mau mengingatkan untuk tidak berbicara terlalu formal kepadaku. Orang akan menganggap aneh"

"Tapi anda bos saya dan terlebih.. Anda lebih tua dibanding saya" jawabku.

"Ishh apa tidak ada bahasa lain selain tua?" gerutu Malik sembari fokus melihat jalan.

My Arrogant Boss,My Sweet CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang