Part-39

8.9K 340 6
                                    

"Bukan benci yang membuat aku menjauh, tetapi kecewa. Teruntuk kamu, Terimakasih pernah membuatku jatuh hati, walau akhirnya aku hanya jatuh sendirian.'

-Renata Putri renandika.
◽◽◽

Kini renata dan salma sedang berkemas untuk pulang kembali kerumah salma, sebenar'nya dr.Yuda belum memperbolehkan'nya untuk pulang. Namun renata sangat ngotot meminta'nya agar diizin'kan oleh dr.Yuda malam ini juga.

"Jaga kesehatan kamu ren, jangan capek-capek! Obat'nya diminum jangan lupa, gak bosen apa masuk rumah sakit mulu?" peringat dr.Yuda sebelum renata pulang.

Renata masih memikir'kan kejadian tadi sore dimana aldi sedang berpelukan dengan perempuan lain, yang bikin ia sangat terkejut yaitu kakak kelas'nya sendiri mengapa harus runita?

Pesan dr.Yuda seakan angin lalu bagi renata, ia tidak benar-benar memperdulikan'nya. Salma bernafas jengah sejak kejadian itu renata menjadi diam tidak membuka suara walau'pun berkata sepatah duapatah, hanya geleng dan mengangguk'lah jawaban yang ia sedari tadi.

"Kamu denger gak ren?" dr.Yuda menepuk pundak renata pelan.

"Hmm" renata hanya berdeham menanggapi'nya, lalu ia bangkit dari ranjang rumah sakit memberi kode pada salma untuk pulang sekarang juga.

"Dr.yuda kami permisi dulu" pamit salma dengan nada tak enak, yang diangguki oleh dr.Yuda.

Renata langsung melenggang pergi begitu saja dengan santai menuju mobil salma berada "Maaf ya dok, suasana hati'nya lagi tidak baik, jadi kaya gitu" ucap salma sangat tidak enak pada dr.Yuda.

"Gak masalah buk, jaga renata jangan sampai telat meminum obat'nya" dr.Yuda tersenyum maklum.

Salma mengangguk cepat "Mari dok, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setiba'nya salma didalam mobil, ia langsung memandang renata kesal "Kamu ini gak ada sopan santun'nya sekali dengan dr.Yuda!"

Renata masih diam tidak bergeming "Kalo orang tua ngomong tuh dengerin! Masi punya kuping kan?" renata masih dengan pendirian'nya diam tak berkutik.

Salma bernafas berat dengan sikap renata kali ini "tante bilangin ya ren sama kamu, kalo ada masalah dibicara'kan baik-baik. Jangan langsung ambil keputusan, takut'nya kamu nyesel dikemudian hari"

"Hmm" renata menanggapi'nya dengan anggukan.

Sikap renata kembali seperti dulu, mengacuh'kan semua orang yang peduli pada'nya. Ini'lah yang salma khawatir'kan pada renata baru saja ia mendapat'kan sisi kehangatan dan ceria keponakan'nya itu, lalu kini sikap'nya kembali begitu cepat pikir'nya.

Salma langsung menjalan'kan mobil'nya dengan kecepatan sedang.
.
.
.
Sedang'kan dilain tempat, aldi lagi memikir'kan cara agar renata ingin mendengar'kan semua penjelasan'nya. Ini hanya kesalah pahaman saja diantara ia dan runita.

"Sialan! Semua ini gara-gara runita!!!" teriak aldi didalam kamar'nya frustasi.

'Ting'
Bunyi ponsel'nya yang berada diatas meja kecil samping ranjang, dengan malas ia mengambil ponsel itu dan melihat ada pesan dari rio sahabat'nya. 'Tumben chat pribadi? Biasa'nya spm grup' batin aldi mengernyit.

RENATA (completed)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang