"Aku butuh waktu untuk mencerna semua ini. Aku gila dan butuh waktu untuk kembali waras."
-RenataPutriRenandika.
◽◽◽'Mulai saat ini gue gak akan peduli lagi sama lo, gak akan sayang lagi sama lo, dan mulai detik ini lo bebas mau ngelakuin apa aja diluaran sana.' kata-kata yang Aldi lontarkan beberapa jam lalu, terus memenuhi isi kepalanya renata hingga gadis itu seperti tidak sadarkan diri berjalan tanpa arah memasuki rumah kediamannya salma beserta devan dengan pandangan kosong.
"Loh renata? Kamu udah pulang sekolah??" tegur salma saat pertama kali melihat gadis itu.
Sepersekian detik lamunan renata membuyar begitu saja, kedua matanya menatap bingung satu persatu semua orang yang berada diruang keluarga. "Kalian ngapain kesini?" tanyanya sedikit linglung, namun sorot mata renata berubah menjadi tajam setelah melihat perempuan paruh baya yang kini sedang menatap teduh kearahnya "Ada perlu apa anda kesini?!"
Seluruh penjuru mata terheran-heran dengan sikap dinginnya anak itu "Renata, bicaralah yang sopan pada mami kamu." devan memperingati.
"Rere gak lagi ngomong sama om." tukas renata cuek "Kalo emang anda gak ada urusan apa-apa disini, lebih baik pergi sekarang!" lanjutnya menghentak sambil menunjuk pintu utama.
Sandra terkejut bukan main diperlakukan seperti ini pada putrinya, tidak terima bangkitlah ia "Emang dasar anak yang gak tau diri! Dimana sopan santun kamu terhadap orang tua hah?!" seru wanita patuh baya itu lantang dengan bersedekap dada.
"Cih orang tua?! Sayakan sudah pernah bilang kepada anda, orang tua saya sudah mati!" tak segan-segan ucapnya.
Plak!!!
Karna jengkel jadilah sandra tak kuasa menahan emosi, "Mau sampai kapan kamu jadi anak kurang ajar seperti ini hah?! Harusnya kamu sadar, kamu gak bakal bisa hidup kalo bukan karna saya yang melahirkan kamu kedunia!" ledaknya "Nyesel saya dulu pertahanin anak gak tau diri kaya kamu."Suasana diruang keluarga semakin mencekam "KAK SANDRA!!! CUKUP." teriak salma lantang, mendekati renata yang sedang menatap wanita paruh baya itu penuh luka.
"SANDRA! KAMU APA-APAAN SIH?!" bentak riyan ikut-ikutan.
"Menyesal telah mempunyai anak seperti saya?" desis renata melangkah mendekat kearahnya "Hal apa yang pernah anda berikan kepada saya? Kasih sayang? Perhatian? Harta? Apa yang membuat anda sangat menyesali karna adanya saya didunia ini?! Apa anda tau? Saya gak pernah minta sedikitpun untuk terlahir dengan keadaan seperti ini, kalau anda merasa saya hanya pembawa sial bagi keluarga. Saya cuma mau bilang kalau saya sangat menyayangi kalian, tapi tolong kembalikan saya kepada sang pencipta sekarang juga agar kalian bahagia."
Deg!!!
Tepat diakhir kalimat! Perkataan itu menohok hati bagi siapa saja yang mendengarnya, hingga sandra sendiri tidak mengerti apa maksud ucapan putrinya barusan.Hanya menampilkan senyuman termiris yang bisa ia lakukan saat ini mengapa dalam sehari, ia mendapatkan rasa sakit sekaligus. Dan itu membuatnya semakin membenci takdir yang telah digariskan tuhan untuknya, tubuh gadis itu mulai bergetar perlahan ia memundurkan langkahnya kesudut ruangan.
"Renata.." panggil salma parau.
"Renata nyerah tante,"
"Stttt!! Masih ada tante disini sayang, kamu jangan ngomong gitu." potong salma cepat memeluk erat tubuhnya.
Tak kuasa melihat pemandangan yang berada dihadapannya kini, haikal dengan terang-terangan menitihkan air matanya begitu saja ikut menghampiri sang adik "Re-"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (completed)✔
Fiksi Remaja'Perempuan tangguh' -dia berkata. Sikap dingin yang selalu terpancar dalam dirinya, membuat semua orang berfikir bahwa ia adalah gadis angkuh berdarah biru. PADAHAL pada kenyataannya sangat berbanding tebalik, masalah-masalah dalam hidupnya selalu...