"Lang ngapain lo?" Seorang pria yang sangat ia kenali dari suaranya menghampiri.
Gilang menghembuskan nafasnya berat "Gue bingung,"
"Masih soal yang sama?" tebak pria itu tepat sasaran "Lo tau sesuatu tentang dia gasih?" lanjutnya mulai serius.
"Sesuatu, maksudnya?"
"3hari yang lalu gue ketemu dia, awalnya gue sendiri juga gak percaya kalo itu beneran dia."
"Ck! Gamungkin han, lokan tau gue udah coba cari kemana-mana? Salah orang kali lo." sangkal Gilang.
"Dia sebenernya gakemana-mana lang, dia ada disini."
Gilang tertoleh "Dia ada disuatu tempat, gaboleh ada satu orangpun yang tau keberadaannya." ucapan dari lawan bicaranya membuat gilang semakin mengernyit.
"Bentar, gada satu orangpun yang boleh tau. Tapi lo tau? Ngaco lo!"
Reyhan tidak bergeming, ia memikirkan cara bagaimana menyampaikan semuanya tanpa berhianat pada janji yang pernah ia buat dengan gadis itu.
"Gue rasa lo tau sesuatu tentang dia, lo tau dia dimana?" gilang terus memojokkan.
"Gue tau," jawab rayhan akhirnya mengalah.
"Renata sakit lang." baru saja gilang hendak membuka suara, sang lawan bicara telah memotongnya.
Gilang terdiam sebentar, mencerna kata-kata yang barusan terlontar dari mulut reyhan.
'You stupid lang! Sumpah gue beneran baru engeh, kenapa gak dari awal coba cari kerumah sakit ah shit.' batinnya berteriak mengumpat, "Tau darimana lo?" tanya gilang mendadak ingin tahu, apa saja yang reyhan ketahui tentang renata.
"Gue gasengaja ketemu lang, gue sempet ngobrol juga sama dia. Terakhir hari itu gue udah gapernah ketemu dia lagi, tapi gue yakin banget kalo renata masih ada disana."
Gilang semakin mengernyit "Lo gak salah orangkan?"
"Astagfirullah, gue serius bego! Orang bener ko itu dia."
"Bentardeh gue penasaran, lo ngapain disana?"
"Nemenin tiara."
"Hah? Sakit?"
"Hmm"
"Lo garibut sama Aldi?" tanya laki-laki itu polos.
"Ko ribut?"
"Aldi sama tiarakan," ucap gilang menggantung "Oh iya sorry gue lupa." lanjutnya seteleh menyadari.
"Mikirin renata ajasih lo!"
Mata pria itu menyipit "Ko lo mausih nemenin tucewek?"
"Lah emangnya salah, kitakan temen?"
"Sejak kapan? Gue gapernah tuh liat kalian deket?" tanyanya penuh selidik.
"Dia temen gue waktu diparis juga, lebih tepatnya adik kelas gue." perjelas reyhan.
Keduanya semakin terhanyut dalam cerita, hingga akhirnya terdengarlah suara bell masuk menggema diseluruh koridor.
"Gue izin gamasuk kelas deh," gilang bangkit.
"Mau langsung kesana?" tanya reyhan mendelik.
"Membuktikan."
"Cih! Yaudah gue masuk kelas, hati-hati lo."
"Yoi, thanks han" ucap pria itu mengukir senyum tipisnya, yang akhir-akhir ini jarang ia tampilkan untuk siapapun.
◽◽◽
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (completed)✔
Fiksi Remaja'Perempuan tangguh' -dia berkata. Sikap dingin yang selalu terpancar dalam dirinya, membuat semua orang berfikir bahwa ia adalah gadis angkuh berdarah biru. PADAHAL pada kenyataannya sangat berbanding tebalik, masalah-masalah dalam hidupnya selalu...