'Huh.. Harus berapa lama lagi gue disini? Coba ada kekey.' pandangan renata menerobos keluar jendela, terdapat beberapa anak kecil yang sedang asik bermain ditaman rumah sakit.
Ceklek
"Selamat siang" ucap seorang pria bertubuh kekar, menggunakan jas putihnya memasuki ruangan tersebut.
Tidak ada jawaban.
"Renata, gimana hari ini? Apakah masih merasakan lemas atau pusing?" ucapnya lagi, sedikit mengejutkan gadis itu.
"Eh.. E-engga ada dok." renata menggeleng cepat.
"Hayo lagi ngelamunin apa? Kamu gaboleh terlalu banyak fikiran ya renata, itu bisa menghambat proses penyembuhan kamu." tutur dr.Yuda jelas, sembari memeriksa keadaan sang pasien.
"Iya dok,"
"Obatnya selalu diminum teraturkan?"
Renata hanya mengangguk "Jangan sampai terlewat gak diminum ya!"
"Hmm"
"Kesehatan kamu semakin kesini semakin meningkat, bagus! Tolong dipertahankan renata, untuk hari ini kamu sudah diperbolehkan lepas infus dan oksigen. Biar nanti saya suruh suster melepasnya"
"Udah diizinin pulang juga?" tanyanya sangat berharap.
"Sepertinya kalo pulang saya belum bisa memastikan, masih ada beberapa pemeriksaan yang harus kamu jalankan. Saya tidak ingin ambil resiko kalau nantinya kamu kenapa-napa, tunggu sebentar lagi ya hanya tahap pemulihan aja ko."
'Astaga kenapa harus seribet inisih?! Orang gue udah gapapa juga mck.' umpat renata dalam hati.
"Kalo gitu saya permisi,"
"Makasih dok."
Pintu kamar tertutup rapat, membuat renata uring-uringan sendiri didalam sana "Sumpah ya dikira gabosen apa dikurung kaya gini terus?! Udah 2 minggu lebih buset, mana hp masih disimpen lagi sama om! Mck. Apa-apaan sih mereka, main seenaknya aja nyimpen-nyimpen hp orang." gerutunya sangat frustasi, menghadapi keadaan seperti ini.
Tokk.. Tokk.. Tokk
"Permisi kak.."
"Masuk,"
"Tumben sepi sekali, orang tuanya lagi pada keluar ya kak?" tanya salah satu suster sok akrab, melepas alat-alat yang menempel pada tubuh gadis itu.
"Hm."
Tidak ada 10menit, pergerakan kedua suster telah selesai melepaskan alat infus dan oksigen.
"Sus kalo orang tua saya nyariin, bilang aja saya lagi cari angin." ucap renata bangkit dari branker.
"Akh!" ringis gadis itu memegangi kepalanya.
"Aduh, kak renata kalo masih belum kuat berdiri jangan dipaksain!" kedua suster tersebut dengan sigap memegangi tubuh pasien.
"Memangnya kamu mau kemana?"
"Sumpek tauga diruangan ini, saya mau keluar cari angin!"
"Yasudah tunggu sebentar, kami ambilkan kursi roda."
"Gak perlu! Saya masih bisa jalan sendiri."
"Kakanya mau kami izinin keluar tapi dengan syarat pake kursi roda, atau tetap disini?"
"Ck! Yauda gc." desisnya kesal.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya renata dapat melihat semuanya dengan jelas dari luar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (completed)✔
Ficção Adolescente'Perempuan tangguh' -dia berkata. Sikap dingin yang selalu terpancar dalam dirinya, membuat semua orang berfikir bahwa ia adalah gadis angkuh berdarah biru. PADAHAL pada kenyataannya sangat berbanding tebalik, masalah-masalah dalam hidupnya selalu...