Salma terus meliriki jam yang melingkar mulus ditangan kirinya, sedangkan devan beserta yang lain masih setia meratapi pintu UGD yang belum juga terbuka, membuat pikiran mereka semua berkecamuk sebenarnya apa yang sedang terjadi didalam mengapa sangat lama sekali menurut mereka.
'Ceklek'
Akhirnya pintu yang ditunggu-tunggu terbuka sempurna, menampaki seorang dokter yang sedang melepas alat stetoskop dikedua telinganya dan suster cantik diambang pintu dengan wajah sedikit cemas."Gimana dok keadaan renata?" salma bangkit menghampiri dr. Yuda
"Dok renata gak papa'kan?" sambung haikal ikut bertanya mendekati salma.
"Renata ko bisa pingsan selama itu dok? Sekarang kondisinya gimana??" lanjut aldi dengan wajah paniknya.
"Renat-" sepersekian detik ucapan gilang menggantung, setelah melihat dr. Yuda berdiri diambang pintu tersebut dengan pandangan sedikit terkejut.
"Loh gilang? Kamu ngapain disini??" tanyanya terlebih dahulu setelah melihat sosok gilang yang kini berjalan menghampirinya.
Semua orang yang melihat pemandangan tersebut tak kalah terkejutnya, gilang beserta dr. Yuda seperti sangat akrab sekali apalagi saat melihat gilang bersalaman dengannya.
"Lang siapa lo?" tanya Rio mendelik.
"Om yuda ini adik dari papah gue." jawab gilang santai.
"Astaga gak nyangka gue, bener kata orang kalo dunia itu sempit." rizky bergeleng pelan masih belum percaya dengan pernyataan gilang barusan.
Gilang tidak merespon ucapan rizky melainkan hanya melirik sinis sang teman dan beralih kepada dr. Yuda kembali "Oh iya om gimana keadaan renata, baik-baik ajakan?"
"Tadi keadaan renata sempat kritis, karna detak jantungnya melemah. Tapi alhamdulillah sekarang kondisinya sudah stabil, untung saja kalian cepat membawanya kesini" ucap dr. Yuda menghela nafas berat "Dan untuk orang tua pasien bisa ikut keruangan saya sebentar?" lanjutnya menatap salma beserta devan bergantian.
"Ya ampun haikal sampe lupa belum ngabarin ma-"
"Om sama tante permisi dulu ya anak-anak, haikal kamu jaga renata sebentar." devan memotong ucapan haikal dengan cepat.
"Hah?! I-iya om" jawab haikal sedikit kikuk.
"Yasudah saya permisi dulu, gilang om balik keruangan ya.. Mari semuanya" pamit dr. Yuda ramah, yang langsung diangguki serempak oleh mereka semua.
"Parah..parah!!! kok lo gak pernah cerita sama kita kalo keluarga lo ada yang dokter lang?" heboh rizky memandang gilang bercak pinggang.
"Ngapain gue bilang, gak penting ju-"
DrtttttttDrtttttt
Ucapan gilang terpotong karena mendengar nada dering seperti panggilan, entah dari ponsel siapa ia juga tidak tahu "Gue angkat telpon dulu sebentar." tiba-tiba aldi bangkit dan menjauh dari mereka."Assalamualaikum bun, kenapa?" sapa aldi terlebih dahulu setelah melihat dilayar bahwa rahma'lah yang menelpon.
"Waalaikumsalam al, kamu kemana sama ara jam segini belum pulang?"
"Aldi masih dirumah sakit, loh emang ara juga belum pulang??" tanya balik aldi dengan menautkan alisnya bingung.
"Kamu kenapa? Kok dirumah sakit? Kamu sakit al?? Kenapa gak bilang sama bunda, aduh aldi!!! Rumah sakit mana biar bunda sama ayah susul sekarang."
"Stttt.. Bunda tenang dulu bisa gak sih?! Bukan aldi yang sakit, tapi renata! Udah'deh gak usah lebay gitu. Sekarang aldi tanya lagi sama bunda, ara belum pulang dari sekolah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (completed)✔
Teen Fiction'Perempuan tangguh' -dia berkata. Sikap dingin yang selalu terpancar dalam dirinya, membuat semua orang berfikir bahwa ia adalah gadis angkuh berdarah biru. PADAHAL pada kenyataannya sangat berbanding tebalik, masalah-masalah dalam hidupnya selalu...