[18]

234 24 0
                                    

        

"Tapi," ujarmu, setengah ragu, "tapi itu kan menyalahi aturan hak asasi manusia."

Anumet menaikkan sebelah alisnya. "Gilles tidak memberitahumu?"

Kamu menggeleng.

"Sayang sekali. Aturan hak asasi manusia sudah diboikot banyak negara. Britania Raya yang pertama. Kemudian Greenland dan Denmark. Lalu banyak lagi. Sampai hari ini sudah tiga puluh negara yang tak setuju. Augariana termasuk. Universal Declaration of Human Rights boleh berumur seabad, tapi dia kian usang."

Sudah lebih dari seabad. Itu kisah tahun 1948. Masih relevan bagimu, tapi tidak bagi penguasa negerimu.

Kamu muak dengan semua ini. Sedari mula, kamu tak setuju dengan penghapusan kebohongan. Kamu ingin apa-apa yang bohong tetap diberi ruang di Augariana. Pemasangan alat sensor semacam ini, selain melawan deklarasi seabad itu, juga menutup ruang tipu-menipu rapat-rapat. Kamu tak bisa lega menghela napas ketika kamu berhasil membohongi seorang anak demi kebaikan lagi, atau bahkan tak bisa lagi membohongi Leth bahwa kamu sudah memaafkannya, sementara kamu merencanakan pembunuhan keji atas dirinya sembari mengasah pisau jagal setiap kali ia pergi berpedikur.

"Bagaimana? Catat saja dulu. Nanti kuberitahu perkembangan berikutnya kalau ada lagi. Kurasa X-42-B masih perlu perbaikan di banyak tempat."

Telepon genggam Anumet, yang tergeletak di sebelah mikroskop, berdering keras. Ia buru-buru meraihnya, minta permisi padamu, untuk bicara sebentar di luar. Brekit membuntutinya dari belakang. Agaknya itu telepon yang penting, sampai-sampai keduanya harus hadir ketika telepon diangkat. Anehnya, di saat nyaris bersamaan dengan balikan daun pintu Anumet, penyerantamu berbunyi.

Leth.

Ayah sakit. Parah. Pulanglah. Aku sudah di rumah. Bukan rumah dedalu. Rumahku.

Lima kalimat yang terpenggal sadis. Itu saja.

Hatimu terenyuh sekaligus sakit. Ia bisa saja marah padamu karena kamu meninggalkannya begitu saja dari rumah dedalu. Pamit dan meninggalkan pesan mau ke mana saja tidak. Namun, ia tidak begitu. Ia masih menghubungimu seperti biasa.

Persoalan selanjutnya: Ayah Leth. Tetua. Pesakitan. Baik hati dan ramah. Mertua idaman.

Tetapi....


Tetapi apa? Cari tahu ke mana Leth akan membawamu di [8].

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang