Berita tentang kematian Profesor Tamara Margana mulai memenuhi televisi. Otak beserta stoples itu sudah kauamankan di salah satu pojok lemari terdalam yang terletak persis di belakang pipa drainase lantai rumah susunmu, sehingga kalaupun kamarmu dibongkar paksa, orang tetap akan sulit menemukannya. Leth membuat dua gelas susu panas, sembari kamu memilih menghidupkan televisi dan menutup semua jendela serta menggerendel pintu--kebiasaan kalian ketika terjadi suasana siaga dua sampai suasana perang yang memang baru saja kalian masuki.
Pendar televisi beralih. Kini, berita menyoroti teori konspirasi antara kematian Profesor Tamara dan sejumlah anggota komitariat. Semua mati dengan batok kepala tegergaji dan otak yang lenyap sampai bersih, seperti dilalap sesuatu. Wajah demi wajah muncul di layar.
"Oh ya, Zsolt sudah empat hari hilang. Mungkin...."
Kamu menyorongkan telunjuk ke jari Leth, selagi tetap menatap lurus ke monitor. Teori konspirasi dibuka oleh kematian Raimi Bostervik, anggota tim Veritaject yang tiba-tiba menghilang dan disinyalir tewas, lalu tiba-tiba harus digantikan oleh Galea. Kamu ingat kejadian yang begitu mendadak beberapa minggu yang lalu itu. Kemudian berlanjut dengan tim Veritasensor yang tak terlalu kaukenali. Sepasang bapak paruh baya dan perempuan yang bukan istrinya pun ditemukan tewas dengan kondisi persis sama. Kepala terbuka lebar dan otak tak bisa ditemukan lagi sama sekali. Barulah berita menyoroti Profesor Tamara.
"Zsolt mungkin tidak benar-benar hilang. Apakah dia pergi mencari informasi di seberang?"
Leth menggeleng, "Tidak ada inspeksi lagi belakangan ini. Distop pemerintah."
"Kenapa?"
"Terlalu banyak kebocoran data. Archer dan Kirkin minta stop. Galea setuju."
"Oke. Kita lapor ke Deev."
Berbaurlah dengan Deev dan mereka semua di [48].
KAMU SEDANG MEMBACA
Conundrum Apropos
Science Fiction**The Watty's Award 2020 Winner: Science Fiction in Indonesian** **Cerita pilih-sendiri-petualanganmu** Negaramu, Augariana, lelah menghadapi kebohongan penduduknya, baik bohong putih maupun hitam. Wacana "Jujur Konsisten Lurus" mulai dicanangkan, d...