Tanpa pikir panjang, kamu mengambil pintu yang di sebelah kiri.
Buru-buru kamu menyelinap ke balik daun setengah penyok itu. Seketika, kamu lega karena pintu pilihanmu benar. Tidak ada siapa-siapa di sana. Lorong yang membentang sesudahnya gelap. Pastilah sumber gaduh itu bukan dari sana. Segera kaututup daun pintu rapat-rapat. Hanya selang dua detik, suara gabruk menghambur dari pintu yang lain. Ingin sekali kamu berhenti dan mengatur napas sebentar. Sayang, ini bukan waktu yang tepat.
Kamu harus mengambil langkah seribu, menjauh dari sana, menghindarkan dirimu dari masalah. Dari tuduhan atas pembunuhan Profesor Tamara Margana.
Larilah ke [32] untuk menyelamatkan dirimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conundrum Apropos
Science Fiction**The Watty's Award 2020 Winner: Science Fiction in Indonesian** **Cerita pilih-sendiri-petualanganmu** Negaramu, Augariana, lelah menghadapi kebohongan penduduknya, baik bohong putih maupun hitam. Wacana "Jujur Konsisten Lurus" mulai dicanangkan, d...