[96]

64 1 0
                                    

        

Sembilan kilometer! Bagaimana mungkin!

Persetan dengan selipan chip atau apa saja yang bisa mengintai kalian dan mengirim kalian ke polisi sekarang juga, kalian terhuyung menuju tempat sewa papan kambang itu.

Di sana, sudah menunggu seorang wanita tua. Topinya begitu lebar, sampai-sampai kamu kesulitan melihat mukanya. Ia meminta kartu identitas Deev, lalu meminta kartumu. Matanya bertemu matamu. Lalu ia diam, menatapmu terus, agak lama. Kira-kira tiga detik. Ia masuk ke ruang belakang, lalu tak keluar-keluar juga setelah sepuluh detik.

"Dia tahu sesuatu?"

Deev mengedikkan bahu, "Kamu kenal dia?"

"Tidak."

"Lalu kenapa takut?"

"Tidak," ujarmu seraya menggaruk kepala, "Kupikir dia tahu sesuatu."

Ia keluar tepat setelah kalimatmu tamat. Wanita itu menyodorkan tanda terima, pertanda urusan kalian dengannya selesai sampai di situ.

Kamu dan Deev sudah menyandang ransel masing-masing dan hendak berpamitan, ketika wanita itu keluar dari meja kasir dan berjalan mendekat ke kalian berdua. Tangan kirinya mencengkeram lengan besar Deev, sementara tangan kanannya menepuk bahumu.

"Hati-hati di jalan. Jangan lupa kembali."

Meskipun merasa sangat ganjil, kalian mengangguk. Mengiyakan. Lalu menghilang di balik pintu ayun.

Perjalanan kalian cepat saja. Deev hafal peta jalanan di Pravdanest, seperti peta itu sudah ditanam ke dalam kepalanya. Ia dengan lihai memandumu menghindari jalanan yang banyak warga sipilnya, tanpa membuatmu tertangkap oleh barisan panser dan arakan prajurit yang siap menerkam dari titik-titik tertentu. Kalian turun dari papan kambang tepat di depan sebuah gerbang. Udara semakin dingin dan kering, langit juga masih begitu terang. Sebelum gerbang, masih banyak bangunan berjajar selayaknya kota kecil, atau daerah pinggiran. Setelah gerbang, gedung berubah jadi rimbun pepohonan, yang dari kejauhan menampilkan gambaran padang rumput dan perkebunan.

Sejauh ini, kalian masih beruntung. Masih belum ada tanda-tanda kalian akan tertangkap.

Kamu yakin kalian sudah begitu dekat dengan rumah dedalu.


Beranjaklah ke [100] sebelum gelap tiba.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang