[116]

187 20 1
                                    

Setelah mencocok-cocokkan kertas yang kamu pegang, kamu dan Gilles menemukan juga kode yang benar.

1-1-6.

Gilles memasukkan kode itu ke panel. Tanpa menunggu lama, pintu lemari membuka. Gilles menaikkan tangan ke rak teratas, meraih sebuah ampul berstrip merah. Segera ia pecahkan ampul itu, lalu dimasukkannya ke sebuah badan jarum suntik yang telah dibuang mata jarumnya.

"Itu dimasukkan ke...."

"Iya. Begitu cara kerjanya."

Kamu sudah akan mendebat siapa yang layak memasukkan antidotum ke liang pribadi Leth, ketika matamu mendapati masalah baru. Masalah yang belum pernah terpikirkan olehmu.

Di rak terbawah, yang tepat setinggi matamu, ada dua lipatan dokumen. Kamu menoleh pada Gilles, minta persetujuannya untuk membuka semuanya. Ia mengangguk, sambil menengok apakah di belakangmu ada orang yang mendekat. Ia menurunkan tirai di sebelahmu, mencoba menutupimu dari pandangan.

"Kamu mau intip itu?"

"Kenapa...."

"Aku belum sempat cerita," Gilles menghela napas. "Brio itu pembunuh Profesor Tamara."

Kamu terkaget, hingga mundur selangkah.

"Dua lipatan itu buktinya."

Kamu segera tahu. Itu adalah surat pernyataan hasil pemindaian ekstrak otak Profesor Tamara. Pasti dikeluarkan dari alat Readcorit. Entah di mana Deev sekarang. Entah di mana juga alat itu. Semua sudah porak-poranda.

"Ambil. Masukkan ke ranselmu. Kamu akan butuh itu nanti."

"Kamu sendiri?"

"Tenang. Jangan pikirkan aku," ujar Gilles, yang ditutup oleh napasnya yang tertahan dan tatapan yang menanar.

Di belakangmu, Brio sudah berdiri tegak. Ia memicing pada kalian. Di belakangnya ada Sanomat. Tidak tahu sejak kapan mereka sudah berdiri di situ, menguping pembicaraan kalian.

"Kamu ingat siapa yang memasukkanmu ke komitariat? Jangan pernah lupa membalas budi," ancam Sanomat.

"Hei. Ingat siapa yang akan membebaskanmu dari belenggu kejujuran yang pahit? Aku. Serahkan," timpal Brio.

Kamu gamang, tetapi harus tetap memutuskan.

Dengan cepat.


Janji. Ini adalah pilihan terakhir yang harus kamu putuskan.
Kamu sudah cukup pusing dengan keabu-abuan semua orang. Siapa yang benar-benar jujur sejak awal? Siapa yang selalu berdusta sejak awal? Pertahankan situasi menggantung ini saja, biarkan rakyat yang memutuskan. Mengendap-endaplah ke [117].
Atau tetap jalankan rencana semula. Serahkan semua dokumen yang kamu punya ke Sanomat. Bukalah [113].
Jangan sampai salah pilih!

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang