[109]

92 3 0
                                    

        

Mulai detik itu, Brio berjalan cepat. Sesekali berjingkat, berlari. Segera setelah ia keluar dari lorong berlampu ungu, ia mengambil jalan ke kiri. Ke arah pulang menuju fasilitas Veritaject.

Kembali ke neraka yang sesungguhnya.

Langkah demi langkah yang kamu ayun, bersama dengan Deev, semakin cepat dan semakin cepat; kian membuatmu bingung. Salahkah keputusanmu membebaskan Brio tadi? Anehnya, di sepanjang perjalanan, begitu banyak prajurit topi bulu ayam berlari ke arahmu, mengamatimu dari kepala sampai kaki, tetapi tidak berbuat apa-apa.

Sebegitu berkuasanya-kah Brio?

Setibanya di fasilitas Veritaject, tepatnya di lorong sempit yang tadi kalian tempuh, kamu dan Deev mati-matian mengejar Brio. Brio memelesat ke dalam sebuah ruangan, yang tak lain adalah ruang kontrol. Terang benderang di dalam, hingga begitu menyilaukan. Deev memicing duluan, lalu menepuk bahumu, keras. Belum lagi sempat kamu mencari apa yang akan Brio kontrol dan apa yang mau ia perbuat di dalam sini, matamu mendapati pemandangan yang persis seperti pemandangan di kamar ungu.

Ada enam orang dengan mulut terlakban, tangan terbelenggu di balik punggung, dan kedua kaki terikat pada pergelangan.

Matamu mengenali mereka sebagai Archer, Galea, Kirkin, Gilles, Leth, dan....

Itu Sanomat.

"Sayang sekali. Aku berbohong tentang Sanomat tadi. Sanomat sudah lebih dahulu kutahan."

Solomat menimpali, "Kejadiannya tadi, tepat saat kalian ada di bilik penghancur dokumen."

Kamu sadar, bahwa kamu dan Deev telah mentah-mentah ditipu. Dengan bodoh dan lugunya.

Kamu segera paham bahwa sebetulnya Brio dan Sanomat sudah tahu semuanya. Mereka hanya memanfaatkanmu untuk mengumpulkan keping demi keping, membiarkanmu dan rekan-rekanmu mati di tengah ketika mereka bertarung mati-matian. Hati kecilmu kecewa. Apa yang kamu perjuangkan seolah tak ada artinya, karena Sanomat bertekuk lutut. Sedikit banyak, kamu memang menaruh simpati pada proyek JKL, meskipun kamu tak sepenuhnya setuju. Kamu bertanya-tanya, apakah mungkin Kirkin juga dijebak? Ah, tapi tak ada gunanya penasaran. Kamu tak bisa menanyainya. Sekarang, dan mungkin selamanya.

"Ini, hasil kerja kalian yang buru-buru kuambil, demi menyelamatkan dunia."

Brio mengambil sesuatu dari dalam tabung, di lemari kaca. Di depan kalian berdelapan, ia membanting tabung itu ke tanah. Pecah berkeping-keping, dengan isi bertaburan membasahi lantai dengan kentalnya. Solomat dan Zigurat berdiri di belakang Brio. Masing-masing mengambil sepapan panel, menjatuhkannya ke lantai, lalu menginjaknya hingga tak berbentuk.

Seketika, kamu paham seperti apa rasanya hati yang terkoyak-koyak.

Tepat sebelum pistol yang dipegang Brio teracung ke pelipis orang pertama, siap dipelatuk.

"Tunggu!" ujarmu.

*

Brio, perdana menteri baru Augariana, membebaskan kalian berbohong. Rakyat kembali diperbolehkan berdusta sana sini, ekonomi pun tetap begitu-begitu saja. Naik turun tak menentu. Ketika musim baik, semua seperti raja. Ketika musim kering, dan nyaris selalu begitu, semua melarat dan hanya bisa menjilat-jilat ludah sambil menyaksikan iklan makanan. Korupsi semakin merajalela.

Tapi, siapa yang peduli dengan situasi sosial ketika diri sendiri sudah hidup enak?

Tak ada. Tak mungkin.

Kamu dan Deev, karena membebaskannya dari belenggu dan memungkinkannya mengudeta Sanomat, mendapatkan medali penghargaan khusus. Kalian juga diangkat menjadi asisten langsung perdana menteri. Bonus, kamu kembali mendapatkan Leth dari pangkuan Gilles, yang kaubunuh lewat tangan Solomat. Sanomat sendiri, kini mengurung diri di rumah. Barangkali, tak lama lagi ia akan mati membusuk karena terlalu buntal dan tak bisa bergerak sendiri ke kamar mandi. Kamu dan Deev tak peduli. Yang penting kalian hidup aman, nyaman, terlindung, dan terjamin oleh Brio. Soal setuju atau tidaknya kamu dengan Brio? Tak jadi soal. Setidaknya hingga bertahun-tahun ke depan, kamu masih diperkenankan berbohong.

Malam itu, kamu beranjak tidur untuk pertama kalinya di dalam istana. Leth berbaring telanjang, tepat di sampingmu.

Memandangi pahatan surgawi itu, sesuatu di dalam dirimu terlonjak.

Bahagia yang samad.

TAMAT

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang