[29]

369 37 1
                                    

        

"Veritasensor," sahutmu.

Kamu menimbang dampak yang terjadi kalau kamu melakukan kekeliruan ketika mencatat perkembangan proyek Veritaject. Lebih baik kamu tidak usah melibatkan diri, titik. Memang kamu sudah tahu bahwa fasilitas Veritasensor pastilah tidak luas, hanya ada dua orang tua di dalamnya--Anumet dan Brekit; membosankan, dan hanya berputar-putar di situ saja; kamu tetap memilih fasilitas yang ini. Lebih aman. Apakah merangkai listrik di papan kecil bisa menyebabkan orang-orang mati atau terpapar uap beracun? Tentu tidak. Ya, hidup bosan lebih baik daripada mati. Mati, ya mati. Hidup, ya hidup.

"Oke. Beres-beres. Tujuh menit!" Sanomat menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

Segera, ia membereskan semua perangkat minum di meja kecil itu, sementara kamu disuruhnya memakai sarung tangan, lalu mengemas benda-benda di meja ruang tamu ke dalam ranselnya. Ransel itu mirip punyamu, hanya saja ukurannya satu setengah kali lebih besar dan dindingnya lebih kukuh. Tampak jelas ransel itu terbuat dari material premium. Sayang, kamu tak sempat meraba dan memperhatikannya lebih lama. Barang yang perlu dimasukkan cukup banyak, itu pun kamu tak sempat mengamatinya satu per satu. Kamu sempat teringat akan Leth, yang bahkan belum kaukabari pamit tadi subuh, dan seketika ingin menghubunginya. Namun, jelas itu tak mungkin. Sanomat mengawasimu terus. Kamu mencoba mencuri pandang sekali lagi, kali itu pula kamu gagal. Sekali pandanganmu lepas dari ransel, ia mengedarkan pelototan, seakan menerkam dan melumatmu.

Dalam tepat lima menit sebelas detik, kalian sudah siap. Ada dua papan kambang menunggu kalian di depan teras. Satu besar, satu sedang. Kamu membiarkan Sanomat naik terlebih dahulu, baru kemudian kamu mengikutinya.

Dalam hanya tujuh menit, kalian tiba di pagar depan fasilitas Veritasensor. Ada sepasang gerbang besar yang memagari sebuah gedung besar. Tepat di sebelahnya, ada sebuah gedung kecil yang tampaknya digunakan sebagai ruang tunggu. Kamu hanya menoleh sebentar, lalu mengabaikannya dan kembali ke gerbang tinggi itu. Di puncak pintu-pintunya, ada kabel-kabel berduri yang diselingi pecahan-pecahan kaca. Di ambangnya hanya ada seorang pria bertopi bulu ayam yang tengah menunggu. Sanomat membukakan pintu terlebih dahulu, mencegah pria itu menyambut kalian, dengan menyergapnya ke pinggir. Mereka bercakap-cakap beberapa detik, sebelum kemudian diakhiri dengan gelak tawa mengerikan, mengundang curiga. Sejurus, kamu mengamati pria yang diajak bicara oleh Sanomat itu. Wajahnya serasa tak asing.

Lebih tak asing lagi, ketika ia membuka topi bulu ayam itu dan memperkenalkan dirinya lagi.

Namanya Gilles.

Seketika, kamu merasa mual.

*

Sanomat menitipkanmu pada Gilles. Segera, ia menghilang lewat sebuah pintu yang tampaknya tidak menuju ke fasilitas. Kini, tinggal kamu berdua dengan Gilles di pangkal lorong.

"Wow," ujar Gilles, disusul siulan panjang bernada mengejek, "kamu yang jadi pengawas, ya, sekarang?"

Kamu sempat mengucek matamu beberapa kali. Namun, yang ada malah matamu yang merah dan mengabur, tetapi sosok di depanmu tetaplah Gilles. Tidak berubah sama sekali. Sesekali kamu menelan ludah, menahan mual agar tidak melompat keluar lewat kerongkonganmu.

"Oh, aku tahu. Veritaject baru kedatangan tamu, kan, katanya. Galea. Dari timmu kan cewek itu? Oh, kalau begitu kita akan lebih sering bertemu, nanti."

Sialan. Kalau kamu tahu, tentu kamu tidak akan memilih fasilitas Veritasensor. Entah itu otakmu atau itu gelegak darah dalam pembuluh yang menuju ke sana, kepalamu terasa panas, seolah segera mendidih. Kamu sungguh ingin membenturkan kepalamu ke tembok. Tentunya setelah membenturkan kepala Gilles sampai remuk terlebih dahulu.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang