[98]

58 1 0
                                    

Deev boleh pergi sesukanya. Namun, kamu tetap merasa berkewajiban masuk dan mencari teman-temanmu yang lain.

Kamu memutuskan untuk menerobos barikade itu saja. Dengan sigap, kamu berjalan ke arah berlawanan dengan arah lari Deev, lalu menyeberang jalan dengan mengendap cepat. Sebuah truk baru muncul dari belokan, menerjang jalanan dengan kecepatan tinggi, sebelum mengerem tiba-tiba di depan gerbang belakang fasilitas Veritaject. Kalau kamu terlambat tiga detik, pasti kepalamu sudah digilas, atau kamu sudah tertangkap sebagai buron fasilitas yang melarikan diri.

Posisimu tidak bagus. Kamu memutuskan untuk bergelung dulu di samping truk raksasa yang paling dekat dengan gerbang.

Dua prajurit topi bulu ayam turun dari bak belakang truk yang baru saja berhenti. Satu prajurit serupa, dengan tinggi nyaris sama, ikut turun dari bak belakang truk tempat kamu bersembunyi. Untung bagimu, ia turun lewat belakang. Bukan lewat samping. Bisa-bisa kamu langsung tepergok. Hampir saja!

"Sudah semua?"

"Sudah. Masih ada dua di dalam. Tinggal kubereskan."

Kamu memasang telinga lebih awas. Karena badanmu kecil dan memang muat, kamu memutuskan berguling ke bawah truk. Kamu bergeming di sana sambil mendengarkan kelanjutannya. Kamu tak bisa melihat siapa bicara apa. Hanya kalimat demi kalimat dan tiga macam suara. Satu di antaranya suara perempuan.

"Yang hamil, sudah kamu bereskan?"

"Dia di tempat yang aman. Kita akan jadikan dia sandera. Atau setidaknya... yah... dijadikan probandus. Kita masih perlu menguji banyak formula, seperti kata Sanomat."

"Kenapa tidak kaubiarkan mereka saja yang mencari tahu?"

"Mereka kerjanya lambat."

"Menurutku mereka sudah lebih cepat daripada kilat."

"Tidak. Mereka lambat. Buktinya, spesifikasi Veritasensor yang cocok dengan ekstrak buah efbiai dan pelepah siaie belum ada."

"Apanya. Itu sudah ada, tahu?"

"Oh?"

"Sudah. Cuma disembunyikan sama laki-laki yang badannya besar itu. Tadi aku cari-cari dia. Tidak ada. Dia tidak ada di dalam. Sepertinya dia sudah melarikan diri."

"Melarikan diri? Bisa, gitu?"

"Gustav. Anak bodoh itu. Dia suka terima sogokan."

"Halah. Ngakunya aja prajurit teladan, tiga kali menang Quill Hat of The Month. Ternyata suka nerima duit pelicin."

"Itu tuh, makanya kita butuh program JKL. Biar tidak ada yang korup-korup kayak Gustav itu lagi."

Pembicaraan mulai kacau. Kamu tetap memasang telinga, siapa tahu truk ini mendadak melarikan diri.

"Ya sudah. Aku bereskan si kakek dan si kaki tangannya. Kamu cari si gadis, si laki-laki besar, dan.... Eh ya. Laki-laki yang kecil itu juga."

Jantungmu mendadak tidak keruan.

"Ah, iya. Tupai licik itu juga menghilang."

"Mungkin dia ada di dekat-dekat sini?" ujar suara wanita.

Di saat bersamaan, mesin truk di atasmu mulai menderu. Kamu nyaris terbatuk-batuk, setengah tercekik, ketika asap hitam tebal mengepul masif keluar dari knalpotnya.

"Aku pergi dulu! Mau ambil prajurit dari perbatasan Black Cliff!" teriak sebuah suara tak jauh dari atasmu. Pengemudi truk.

Di waktu yang begitu sempit, kamu melihat dua objek dari kolong truk.

Ada sebuah pohon besar. Mungkin sudah berusia ratusan tahun. Batangnya sangat gemuk, pasti muat kalau kamu bersembunyi di baliknya. Tidak akan ada yang melihatmu. Tepat di sebelahnya, ada sebuah kotak mirip kotak telepon di Britania Raya, tetapi warnanya biru tua. Di atasnya terpampang plang bertulisan "Sekuriti". Hanya dua benda itu yang berada dalam jangkauanmu, kalau kamu ingin tetap tidak terlihat oleh tiga orang yang tengah berpatroli di depan gerbang fasilitas Veritaject.

Gas truk menggerung semakin kuat.

Ini waktunya kamu memutuskan, akan pindah tempat persembunyian ke mana.


Bersembunyilah di balik dinding posko sekuriti di [95].
Atau bergulinglah ke balik pohon besar di sebelah kirinya di [103].

Glosarium:
Quill Hat of The Month: Penghargaan fiktif di Augariana yang dianugerahkan kepada prajurit topi bulu ayam terbaik di bulan tertentu. Penilaian dilakukan berdasarkan kedisiplinan, kepatuhan pada peraturan, kejujuran (tidak kolusi), dan penilaian performa oleh atasan militer.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang