Kamu bernapas lega. Akhirnya, setelah satu kali terpeleset, kamu mendapat kesempatan kedua untuk kembali melanjutkan petualanganmu bersama komitariat Humanitarian.
Kamu disambut rekan-rekanmu dengan hangat. Deev menyambutmu dengan seloyang pizza, sementara Zsolt mencoreti wajahmu dengan gincu. Ada banyak lagi adegan perayaan kembalinya kamu ke tim. Seru sekali. Sayangnya, keseruan itu cuma bertahan satu-dua minggu. Dalam waktu singkat, semuanya kembali membosankan seperti semula. Tugas-tugas dari Sanomat semakin tak masuk akal. Menebar kebencian akan bohong putih di Cweeter, memasang profil-profil perangkap di Buttbook, menebar foto propaganda di Extragram, sampai membuat akun resmi-tapi-bodong yang berkedok departemen-pura-pura-jujur-versus-departemen-pura-pura-bohong. Sampai-sampai kadang kamu bingung siapa yang sedang jujur dan siapa yang sedang berbohong, siapa yang sebetulnya memihak pemerintah dan siapa yang sebetulnya cuma memasang badan demi sarkasme. Namun, itu saja. Sampai di situ saja. Tidak ada yang benar-benar menarik.
Sampai ketika kamu mendengar bahwa Profesor Tamara Margana diberitakan tewas.
Lanjutkan ke [28] untuk tahu lebih lanjut tentang apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conundrum Apropos
Ciencia Ficción**The Watty's Award 2020 Winner: Science Fiction in Indonesian** **Cerita pilih-sendiri-petualanganmu** Negaramu, Augariana, lelah menghadapi kebohongan penduduknya, baik bohong putih maupun hitam. Wacana "Jujur Konsisten Lurus" mulai dicanangkan, d...